Bisnis.com, JEPARA – Warga Desa Kendengsidialit kini tengah berbahagia merayakan hasil panennya. Sebagai wujud rasa syukur, mereka menyelenggarakan Kirab Seribu Ingkung Ayam dan Gelar Budaya, Kamis (20/9/2018).
Seribu ingkung itu merupakan sumbangan dari warga yang memiliki sawah seluas minimal 1.666 m2 lebih. Jika memiliki dua kali luasan tersebut, maka mereka menyumbang dua ekor ayam ingkung.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan, gelar kebudayaan tersebut diadakan sebagai wujud syukur masyarakat setempat atas karunia kesejahteraan yang dirasa, utamanya dari sektor pertanian. Ganjar mengaku senang bisa menjadi salah satu saksi bagi warga yang tengah mensyukuri nikmat.
"Desa Kendengsidialit ini istimewa, dalam satu tahun bisa tiga kali masa panen," kata Ganjar dalam keterangan pers Kamis (20/9/2018).
Kesuksesan sektor pertanian di Kendengsidialit tersebut tidak terlepas dari upaya masyarakat untuk mengembangkan dan menjaga sistem irigasi yang baik.
Ganjar berharap dengan kearifan tersebut, masyarakat tetap menjalani hidup dengan sahaja. "Yang cukup-cukup saja, jangan berlebihan. Agar semakin membawa hidup kita berkah," katanya.
Dalam gelar budaya desa Kendengsidialit tersebut terdapat beragam rangkaian acara, dari napak tilas makam dan situs desa. Sowan sesepuh desa, kirab seribu ingkung sampai pasar rakyat.
Selain karangtaruna dan para seniman, acara tersebut juga disengkuyung petani dan ibu-ibu perkumpulan yasinan. Pelibatan seluruh kelompok masyarakat tersebut tidak terlepas dari impian warga yang ingin membentuk Kendengsidialit sebagai desa wisata.
"Ini acara perdana, jika melihat antusiasme warga akan kami gelar rutin setiap tahun. Terlebih semua sepakat untuk membentuk Kendengsidialit sebagai desa wisata," kata Kahono, Petinggi Kendengsidialit.
Jika melihat potensi, Kendengsidialit memiliki pemandangan yang eksotis. Selain hamparan sawah dan bentangan sungai, di desa Kendengsidialit kita akan dimanjakan dengan pemandangan rumah-rumah warga yang dihiasi dengan genteng kerpus wuwungan khas Jepara baik itu rumah tradisional, rumah minimalis, maupun juga rumah modern.
Selain itu masyarakat di desa ini mayoritas berprofesi sebagai pengrajin kerajinan anyaman nambu. Barang produksinya, antara lain Besek. Selain tu, desa ini juga berpotensi sebagai penghasil tusuk sate yg dibuat secara manual. "Sebagai salah satu ciri khas di sini juga terdapat pertanian mangga," katanya.