Bisnis.com, SEMARANG- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang memastikan saat ini sudah tak ada Daftar Pemilih Tetap (DPT) ganda yang ditemukan di Kota Semarang untuk Pemilihan Umum 2019.
Ketua KPU Kota Semarang, Henry Wahyono mengemukakan, mengenai adanya laporan DPT ganda yang mencapai jutaan, KPU Kota Semarang telah melakukan pengecekan dan tidak menemukan DPT ganda.
"Kita sudah melakukan pengecekan terkait pemilih ganda di Kota Semarang dan sudah sangat bersih (tidak ada DPT ganda)," ujar Henry Wahyono, Selasa (25/9/2018).
Dikatakan, KPU Kota Semarang terus bekerja memantau DPT yang ada dan memastikan penyelenggaraan pemilu 2019 bisa berjalan lancar.
Sementara itu, pihaknya optimistis dengan bersihnya DPT maka partisipasi pada Pemilu 2019 akan jauh lebih baik dibandingkan pemilu sebelum - sebelumnya.
Di sisi lain, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi atau Hendi mengajak semua kalangan agar menjaga kondusifitas menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Baca Juga
Hendi menyebutkan, apa yang telah dibangun sejak Indonesia merdeka harus diteruskan. Tidak perlu ada adu domba antar anak bangsa yang dapat memicu ketidakstabilan negara.
"Kesinambungan pembangunan harus berjalan baik, jangan dirusak negara ini dengan hal - hal yang sifatanya adu domba atupun yang membuat negeri porak - poranda. Mari kita ciptakan semangat kebersamaan termasuk di Pileg maupun Pilpres," kata Hendi
Hendi menuturkan, beda pilihan soal calon pemimpin merupakan hal yang biasa, sehingga tidak perlu ada musuh - musuhan.
Menurutnya menjaga negara agar tetap sejuk merupakan suatu yang harus diutamakan.
"Pilihan boleh beda, silahkan saja. tapi bagaimana tetap jaga agar kondusif, karena dengan kondusif pembangunan bisa jalan terus berkesinambungan," ujarnya.
Sementara, bagi para calon legislatif (caleg), Hendi berharap agar tidak saling menjelekkan satu sama lain dan tetap saling menghormati.
"Harus diingat rekan bakal caleg, baik dari internal maupun luar partai itu adalah saudara, sama - sama warga negara. Jangan gontok - gontokan. Harus saling menghormati dan menghargai," ucapnnya.
Ditambahkan, para caleg justru lebih baik mengadu program mana yang lebih sesuai untuk menyelesaikan problematika di masyarakat, sehingga bisa mengambil hatinya.
"Kalau sudah jadi harus merealisasikan program tersebut, kalau tidak nanti jadi hutang politik. Dan misal suatu saat diberi kesempatan dan kampanye lagi, masyarakat sudah tidak mau milih kembali," jelasnya.