Bisnis.com, SEMARANG – Hadirnya jalan tol trans Jawa yang baru saja diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo belum serta merta menguntungkan kalangan pengusaha. Pasalnya, tarif tol yang dipatok cukup mahal untuk kalangan pengusaha khususnya UMKM.
Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah, Tony Winarno, menilai pembangunan infrastruktur tersebut sudah tepat, karena bisa mendekatkan jarak antarwilayah, sayangnya mahalnya tarif tol dinilai malah merugikan pengusaha.
“Infrastruktur ini untuk siapa, kalau untuk rakyat, mengapa tarifnya sangat mahal. Bagi pengusaha tentu mahalnya tarif tersebut sangat merugikan,” katanya Senin (7/1/2019).
Tony menjelaskan, biaya yang dibayarkan untuk sekali jalan misalnya ke Semarang dan Solo tidak sebanding dengan biaya bahan bakar. Meski dinilai bermanfaat dan mendekatkan, menurut dia, tarif yang ada saat ini tidak berpihak kepada Asperindo.
"Biaya logistik malah akan semakin meningkat, padahal harusnya bisa memangkas biaya kan, nah ini malah menambah biaya,” tambahnya.
Dia mencontohkan untuk biaya logistik dari Semarang ke Surabaya melewati Tol Trans Jawa, sedikitnya pengusaha logistik harus mengeluarkan uang sebesar Rp259.000 untuk sekali jalan. Sementara ongkos bahan bakar misalnya Rp200.000 sekali jalan, jika dikalikan dua, tarif tol pulang pergi sebesar Rp518.000 plus dengan biaya bahan bakar Rp400.000 pulang pergi.
"Dari segi bisnis tentu tidak menguntungkan bagi Asperindo,” ucapnya.
Padahal barang-barang logistik yang paling banyak dikirim oleh anggota Aperindo, mayoritas adalah barang UMKM dari Solo dan Semarang, maupun Yogyakarta dengan tujuan berbagai kota di Jawa Tengah maupun luar Jawa.
Lebih lanjut dia berharap, agar biaya tarif tol Trans Jawa yang baru saja diresmikan tersebut, bisa dikaji ulang dan berpihak kepada pengusaha maupun rakyat. Sehingga selain mendekatkan jarak, juga secara langsung bisa menguntungkan dan mengangkat segi bisnis dan sektor lainnya.