Bisnis.com, KARANGANYAR — Pasar Mbatok merupakan destinasi wisata baru yang diresmikan Sabtu (24/2/2019). Keunikan ekowisata tersebut tidak hanya mengangkat kearifan lokal. Namun, pengunjung dapat bertransaksi memakai ketip (berbentuk kepingan kayu).
Berdasarkan pantauan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), pengunjung dan para pedagang di Pasar Mbatok, Dusun Badan, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar. Antusias dengan cara bertransaksi menggunakan ketip. Sebelum memasuki pasar, pengunjung wajib menukarkan ketip di panitia. Setiap ketip senilai Rp2.000.
Pedagang nasi bakar dan sundukan di Pasar Mbatok, Marwati, 34, mengatakan bertransaksi dengan ketip lebih disukai karena para pengunjung membeli jajanan tidak melihat nilai uangnya, sehingga pengunjung tidak ragu membeli dengan jumlah yang banyak.
“Dua pekan lalu saat softlaunching saya bisa kumpulkan 750 ketip. Pekan ini saya kumpulkan 1205 ketip dari wisatawan. Tinggal dikali dua ribu aja, nanti ditukar ke panitia. Seneng banget bisa meningkat dua kali lipat,” ujarnya sambil tersenyum ditemui di lapaknya.
Wati mengatakan, kegiatan rutinnya sebagai karyawan di sebuah koperasi. Pada Sabtu dan Minggu, dia tidak ada kegiatan, kini disibukkan dengan berjualan.
Aktivitas itu membuatnya senang dan dengan adanya Pasar Mbatok ini, hobi memasaknya bisa mendapatkan penghasilan tambahan.
Salah satu pengujung lokal dari Kemuning, Sri Sumiati, 21, mengaku baru pertama kali berkunjung di ekowisata tersebut. Dia tahu pembukaan pasar dari temannya. Siang kamarin, ia berkunjung bersama empat orang rekannya.
“Konsep transaksinya bagus. Ayah saya pernah cerita membayar dengan ketip pada masa kecilnya. Saya kan engga tahu ketip itu apa, sekarang jadi tahu walaupun bentuknya berbeda dengan zaman dulu. Pemanfaatan kayu juga bagus, daripada tidak terpakai dipakai untuk bertaransaksi,” ujarnya.
Ketua Generasi Pesona (Genpi) Karanganyar, Sunarso, 28, mengatakan penitia membuat 1.000 butir ketip pada pembukaan Pasar Mbatok. Namun, ketip tersebut masih kurang. Hal ini terlihat dengan panjangnya antrean wisatawan yang menukar ketip.
“Pengunjung sangat banyak, di luar ekspektasi. Kami juga ada kendala untuk pengunjung yang menukar ketip pada Sabtu kemarin tidak membelanjakan ketip. Mereka bawa pulang dan baru ke sini siang harinya. Kami juga memiliki aturan ketip yang sudah ditukar tidak bisa ditukarkan dengan uang lagi. Ketip tersebut bisa dipakai transkasi pada agenda berikutnya,” ujarnya.