Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kisah Khas, Ragam Cerita dan Kesan pada Penerbangan Perdana YIA

Yogyakarta International Airport (YIA) resmi beroperasi pada Senin (6/5/2019).
Sambutan pesawat Citilink dengan kode QG 132 rute penerbangan HLP- YIA mendarat di Bandara YIA saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, Senin (6/5). Penerbangan pertama dengan menggunakan Airbus 320-200 tersebut mengangkut 96 penumpang. Sedangkan untuk penerbangan dari YIA ke Halim Perdanakusuma membawa 52 penumpang dengan nomor penerbangan QG 133 pukul 13.10 WIB. /JIBI-Harian Jogja-Gigih M. Hanafi
Sambutan pesawat Citilink dengan kode QG 132 rute penerbangan HLP- YIA mendarat di Bandara YIA saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, Senin (6/5). Penerbangan pertama dengan menggunakan Airbus 320-200 tersebut mengangkut 96 penumpang. Sedangkan untuk penerbangan dari YIA ke Halim Perdanakusuma membawa 52 penumpang dengan nomor penerbangan QG 133 pukul 13.10 WIB. /JIBI-Harian Jogja-Gigih M. Hanafi

Bisnis.com, YOGYAKARTA – Yogyakarta International Airport (YIA) resmi beroperasi pada Senin (6/5/2019).

Pengoperasian bandara yang berlokasi di Kulonprogo ini membuat sejumlah kalangan penasaran. Bahkan, ada yang sengaja membeli tiket pesawat, demi bisa merasakan penerbangan perdana yang mendarat ataupun lepas landas di bandara bertaraf internasional tersebut.

Wahyu Wijanarko, 35, berjalan tenang menuju terminal kedatangan, seusai pesawat yang ia tumpangi bersama sang istri dan ketiga anaknya mendarat di landasan pacu YIA, Senin siang. Sesampainya di dalam terminal, mereka disambut tarian tradisional kontemporer.

Tarian tersebut dibawakan sembilan muda mudi berkostum merah lengkap dengan aksesoris tari. Wahyu lantas mengeluarkan telepon genggamnya untuk memotret aksi para penari.

Wahyu dan keluarganya merupakan bagian dari total 96 penumpang pesawat Citilink berkode QG 132 HLP-YIA. Pesawat jenis air bus A320 itu menjadi angkutan udara pertama yang mendarat di YIA. Pesawat ini sebelumnya menempuh perjalanan selama kurang lebih satu jam dari Halim Perdanakusuma, Jakarta.

”Tadi berangkat sekitar pukul 11.20 WIB, syukurlah bisa sampai sini, pendaratannya mulus, tidak terasa ada pengereman,” kata Wahyu kepada sejumlah awak media di terminal kedatangan YIA.

Dia mengaku sengaja membeli tiket ruter Halim-YIA, hanya demi bisa menjadi penumpang pertama yang merasakan bandara baru tersebut. Aksi ini dilatarbelakangi oleh rasa penasarannya terhadap bandara tersebut. Di samping itu juga rasa bangga sebagai warga kelahiran Kulonprogo karena mampu memiliki bandara super megah.

“Kemarin [Minggu (5/5)] kami berangkat dari Adisucipto ke Jakarta, lalu siangnya balik lagi ke Jogja tapi mendarat di sini [YIA], ya cuman pengen tahu aja,” kata lelaki yang lahir di Kecamatan Lendah, Kulonprogo tersebut.

Menurutnya, kehadiran YIA bisa menjadi pilihan alternatif layanan penerbangan bagi warga DIY dan Jawa Tengah bagian selatan. Dengan begitu diharapkan keberadaan bandara mampu membawa dampak positif bagi kawasan tersebut khususnya Kulonprogo.

“Kami ini asli Kulonprogo semua, Istri saya itu lahir di Sentolo, dan sekarang kami sekeluarga tinggal di Sleman, ya sah-sah aja kalau rasa bangga sebagai orang Kulonprogo itu muncul,” ucapnya.

Selain Wahyu, rasa penasaran terhadap YIA turut dirasakan I Gusti Agung Premandana. Pria asal Bali ini sengaja datang ke Jogja untuk merasakan penerbangan perdana dari YIA ke Halim Perdana Kusuma. Namun jika niat Wahyu lebih ke penasaran dan rasa bangga sebagai warga Kulonprogo, Agung mempunyai motivasi lain, sebagai Youtuber, ia ingin mereview bagaimana kondisi bandara itu dalam operasional minimum.

Bahkan dia memulainya dengan menjajal moda transportasi pendukung, yakni kereta bandara. Ia berangkat dari Stasiun Tugu dan berhenti di Stasiuan Wojo, Purworejo. Menurutnya keberadaan kereta bandara sangat membantu operasional YIA.

“Adanya kereta bandara ini sangat bagus, karena meski jaraknya jauh tapi dengan harga Rp15.000, cukup sepadan,” ucapnya.

Diganti Mendadak

Berbeda dengan Wahyu dan Agung, yang memang sengaja memilih YIA sebagai bandara tujuan, Ida Hartanto, 40, justru sebaliknya. Awalnya Ida bersama kakak dan anaknya dijadwalkan bertolak ke Jakarta menggunakan pesawat Citilink dari bandara Adisucipto. Mereka bertiga berada di Jogja untuk menemani anak perempuannya mengikuti tes masuk universitas.

“Kami sudah tiga hari di Jogja, nah kemarin sore atau sehari pas mau pulang, kami dikabarkan kalau lokasinya [keberangkatan] dipindah ke YIA,” ucapnya kepada awak media saat ditemui di pintu masuk terminal keberangkatan YIA.

Kabar tersebut sempat membuatnya panik. Sebab perempuan asal Bogor, Jawa Barat ini sudah melakukan persiapan termasuk memilih moda transportasi yang akan digunakan menuju bandara Adisucipto dari tempatnya menginap di sebuah hotel di Kota Yogyakarta.

“Sempet bingung, tapi Alhamdullah ada saudara yang mau mengantar ke sini [YIA], dan ternyata aksesnya mudah meski harus menempuh waktu perjalanan yang lebih lama,” ujarnya.

Ida mengatakan jika dari hotelnya menginap ke Adisucipto hanya memakan waktu kurang dari 30 menit. Namun jika menuju YIA bisa mencapai hingga 90 menit. Kendati begitu, ia bisa memakluminya.

Menurut Ida bandara tak harus dekat dengan pusat kota, apalagi jika bandara tersebut sekelas internasional. Dibandingkan dengan akses menuju Adisucipto, lanjutnya, jalur menuju YIA jauh lebih enak lantaran tidak terkendala macet.

“Kalau di Adisucipto itu macetnya minta ampun, kalau ke sini mah tadi lenggang, memang sih tetap lebih lama, tapi Alhamdullilah di sini justru kami bisa merasakan bandara baru, apalagi tadi saya lihat meski masih proses pembangunan hasilnya udah bagus,” katanya.

Nasib serupa dialami, Aizar Vesa, 16. Bersama sang ibu, perempuan ini singgah sementara di Jogja guna mengikuti tes masuk sebuah perguruan tinggi. Sehari sebelum jadwa kepulangannya ke Jakarta, ia dikabarkan jika jadwal penerbangan yang semula di Adisucipto dipindahkan ke YIA.

“Tapi kami tetep ke Adisucipto dulu, nah pas mau kesini udah disediain bus dan itu gratis, kayaknya itu disediain maskapai deh,” katanya.

Meski terpaksa naik bus dan menempuh perjalanan hingga 90 menit, sesampainya di YIA, Aizar justru merasa senang. Alasannya, bandara ini memiliki sejumlah spot yang cocok untuk berfoto. “Bandara ini bagus, kaya di luar negeri, dan bagus juga nih buat foto-foto,” ujarnya tertawa.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Harian Jogja
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper