Bisnis.com, SEMARANG -- Memasuki pertengahan Ramadan, tingkat okupansi hotel di Kota Semarang hanya berada di kisaran 47-50 persen.
Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah (Jateng) Bambang Mintosih mengakui okupansi masih kurang bagus hingga pertengahan bulan puasa.
"Memang tren awal Ramadan, okupansi hotel di Semarang kurang bagus, maksimal hanya 50 persen. Kebanyakan masih gencar menggarap event buka bareng," terangnya, Selasa (14/5/2019).
Namun, Bambang optimistis tingkat okupansi bakal kembali naik menjelang Idulfitri, seperti yang selalu terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.
"Nanti secara bertahap okupansi akan naik secara perlahan jelang Lebaran. Kalau di Semarang ini pada H+1, okupansi bisa meroket naik sampai 100 persen," ujarnya.
Baca Juga
PHRI Jateng menyatakan berkembangnya pariwisata Kota Semarang, dengan munculnya beberapa tempat wisata baru, turut berpengaruh terhadap okupansi hotel.
Sementara itu, General Manager Hotel Grandhika Semarang Danang Triwidyantoro mengatakan pada awal Mei 2019, okupansi di hotel tersebut mencapai 60 persen. Meski begitu, dirinya yakin okupansi akan kembali naik mendekati Lebaran.
Selain karena mendekati Hari Raya Idulfitri, ibu kota Jateng ini disebut memiliki pasar yang cukup bagus.
"Awal Mei 2019, okupansi hotel hanya 60 persen. Tapi nanti setelah Lebaran atau H+1, tingkat okupansi akan meningkat, bahkan bisa mencapai lebih dari 80 persen," tutur Danang.