Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIY Didorong Perkuat Daya Tarik bagi Wisatawan China

Daya tarik wisata DIY yaitu heritage, culture dan nature.
Warga berfoto saat Uji Coba Semi Pedestrian Jalan Malioboro di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (18/6/2019). Dalam uji coba itu, kendaraan bermotor dilarang melintasi ruas jalan Malioboro, kecuali Transjogja dan beberapa kendaraan operasional seperti mobil patroli polisi, pemadam kebakaran dan ambulans, selanjutnya uji coba akan dilaksanakan setiap hari Selasa Wage./Antara-Andreas Fitri Atmoko
Warga berfoto saat Uji Coba Semi Pedestrian Jalan Malioboro di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Selasa (18/6/2019). Dalam uji coba itu, kendaraan bermotor dilarang melintasi ruas jalan Malioboro, kecuali Transjogja dan beberapa kendaraan operasional seperti mobil patroli polisi, pemadam kebakaran dan ambulans, selanjutnya uji coba akan dilaksanakan setiap hari Selasa Wage./Antara-Andreas Fitri Atmoko

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Wisata di DIY dinilai belum bisa menarik wisatawan China yang diprediksi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dapat meningkat pasca perangdagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang membuat dikeluarkannya kebijakan larangan wisatawan China ke AS.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DIY, Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan saat ini ada tiga poin utama yang dimiliki di DIY setidaknya sebagai daya tarik wisata. Pertama yaitu heritage, culture dan nature.

"Ketiga produk ini sebenarnya tidak begitu dinikmati oleh wisatawan China. Di DIY lebih banyak menarik wisatawan Eropa. Mau tidak mau data statistik kita menunjukkan itu," ucap Boby,

Boby mengatakan untuk wisatawan China pada dasarnya ada beberapa hal yang dapat menarik mereka. Seperti wisata pantai, karena disana merupakan daerah daratan. "Untuk kuliner kan mereka sukanya masakan babi. Budaya lokal masih berat menerima itu kan, mungkin ada tapi gak vulgar," katanya.

Semisal pun ingin dibuat zonasi wilayah-wilayah tertentu, harus diingat juga menurut Boby, seperti luasan dari DIY. Selain juga yang harus diingat menurut Boby harus menjadi destinasi yang bertanggungjawab, dalam artian apa yang disajikan nanti sesuai ekspektasi dari wisatawan.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, sekaligus pengamat pariwisata, Ike Janita Dewi lebih melihat destinasi yang menjadi pesaing Indonesia bukan AS, tetapi Thailand, Kamboja, Vietnam dan Singapura. "Wisatawan China yang tidak ke AS akan mengalihkan destinasi ke Eropa," ucap Ike.

Saat ini yang masih menjadi destinasi utama wisatawan China di Indonesia adalah Bali dan Sulawesi Utara. "DIY masih belum cukup menarik bagi wisatawan asal China," katanya.

Dikatakannya wisatawan China termasuk wisatawan generasi pertama sehingga cenderung memilih destinasi populer seperti Thailand dan Bali. Sementara Manado menjadi populer karena ada kerja sama langsung antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Utara dengan China.

Ia juga mengatakan wisatawan China menyukai pantai untuk berenang, sementara DIY tidak memiliki pantai yang bisa untuk watersport.

Meski begitu DIY bisa saja mendapat limpahan kunjungan karena Kementerian Pariwisata (Kemenpar) cukup agresif untuk menarik wisatawan asal China ke Indonesia. Jadi industri pariwisata di DIY harus siap menghandle itu.

Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) DIY sendiri wisatawan Tiongkok/China masuk 10 besar jumlah wisatawan mancanegara melalui pintu masuk bandara Adisutjipto. Setidaknya pada periode Januari-April 2019 menyumbang 1.089 wisatawan dari total jumlah kunjungan wisman pada periode itu yaitu 38.327 wisatawan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Harianjogja

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper