Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Ayam Membaik, Peternak Masih Diliputi Kekhawatiran

Peternak ayam broiler masih resah, meski harga ayam di tingkat peternak sudah mulai mengalami kenaikan.
Pedagang daging ayam./Antara-Zabur Karuru
Pedagang daging ayam./Antara-Zabur Karuru

Bisnis.com, YOGYAKARTA — Peternak ayam broiler masih resah, meski harga ayam di tingkat peternak sudah mulai mengalami kenaikan setelah anjlog selama 10 bulan terakhir.

Diketahui sebelumnya harga rata-rata ayam broiler ditingkat peternak antara Rp7.000-Rp8.000/kg. Jauh dari Harga Pokok Produksi (HPP) yaitu sebesar Rp18.000/kg.

Salah seorang peternak Pemilik PT. Intan Permata Mitra, Sigit Sulistyo mengatakan saat ini telah menyentuh harga kisaran Rp17.000/kg ditingkat peternak. Setelah aksi demo bagi ayam beberapa waktu lalu, menurutnya pemerintah langsung gerak cepat turun gunung. Meski begitu tetap ada kekhawatiran pada peternak.

“Karena kemarin harga remuk parah dua minggu dan harga di bawah HPP sudah 10 bulan jadi harga bagus ini baru empat hari belum ngefek ke cashflow. Peternakan rakyat masih khawatir dan lesu,” ujar Sigit, Senin (1/7/2019).

Diharapkannya harga Day Old Chicken (DOC) atau bibit ayam dan pakan tidak langsung naik akibat harga daging ayam yang naik signifikan ini. “Sekarang kan ada pemangkasan DOC dari pusat [telur HE/telur tetas dimusnahkan] jadi dikhawatirkan peternak jadi langka DOC, dan pakan naik karena jagung juga naik,” ucapnya.

Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY, Yanto Aprianto mengatakan untuk harga ayam broiler di pasaran dinilainya masih stabil.

“Untuk harga ayam broiler Rp30.000-Rp32.000/kg harga masih stabil fluktuasi tidak begitu besar cuman harga ditingkat produsen sepertinya sudah mengalami kenaikan,” ucapnya.

Ia berharap harga dalam kondisi stabil dan para produsen ayam potong untuk saling berkomunikasi dengan anggotanya tentang jumlah ayam yang diproduksi yang dapat memenuhi serapan pasar.

“Jangan seperti sekarang ini memelihara ayam tanpa mempertimbangkan serapan pasar,” kata Yanto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper