Bisnis.com, SEMARANG—Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memacu realisasi proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Solo dan Semarang. Bahkan, PLTSa Solo sudah siap beroperasi dan ditargetkan COD tahun ini.
Peni menyampaikan, Presiden Joko Widodo sudah meminta agar pengoperasian PLTsa Solo segera berjalan. Selain untuk ketersediaan listrik, fasilitas itu juga bermanfaat untuk pengelolaan sampah atau limbah.
Namun demikian, kesepakatan mengenai tarif penjualan listrik masih dalam pembahasan antara perusahaan pengelola dan Kementerian ESDM. Harapannya operasi komersial (COD) dapat dilakukan pada tahun ini.
“Harapannya COD PLTSa Solo bisa secepatnya, karena kemarin sudah diminta Presiden. Akan ditindaklanjuti lebih fokus lagi, sehingga bisa operasi tahun ini,” tuturnya, Selasa (30/7/2019).
Di Semarang, Jateng juga akan mengembangkan PLTsa Jatibarang. Pengerjaan konstruksi diharapkan dilakukan pada awal 2020.
Berdasarkan data PLN, pada 2019—2022, pemerintah berkomitmen untuk membangun 12 PLTSa. Pembangkit-pembangkit tersebut akan mampu menghasilkan listrik hingga 234 Megawatt (MW) dari sekitar 16.000 ton sampah per hari.
Baca Juga
Surabaya (10 MW) akan menjadi kota pertama yang mengoperasikan pembangkit listik berbasis biomassa tersebut dari volume sampah sebesar 1.500 ton/hari. Nilai investasinya sekitar US$49,86 juta.
Lokasi PLTSa kedua berada di Bekasi dengan investasi US$120 juta, dan daya 9 MW. Selanjutnya, ada tiga pembangkit sampah yang berlokasi di Solo dengan daya 10 MW, Palembang sebesar 20 MW, dan Denpasar 20 MW.
Total investasi untuk menghasilkan setrum dari tiga lokasi yang mengelola sampah sebanyak 2.800 ton/hari itu senilai US$297,82 juta.