Bisnis.com, SEMARANG - Beberapa eksportir Jawa Tengah mengeluhkan tidak adanya penerbangan langsung dari Semarang ke Tiongkok. Hal tersebut semakin menambah biaya transportasi yang tinggi karena selama ini mereka harus rela muter sampai Jakarta dan tidak efisien.
Joko misalnya, eksportir sarang walet dari Salatiga. Setiap bulan dia mengekspor sarang walet ke China mencapai 500 kg. Kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo Joko mengatakan selama ini dia lebih sering memanfaatkan jalur penerbangan untuk mengirim barang.
"Tapi harus lewat Jakarta karena Semarang tidak ada penerbangan langsung ke Tiongkok. Inikan tidak efisien dan boros," kata Joko Rabu (21/8/2019).
Joko menjelaskan, dalam sebulan dia melakukan dua kali pengiriman bahkan lebih. Rata-rata setiap bulan dia bisa mengirim sampai 500 kg. "Kawan-kawan juga banyak yang mengeluhkan hal itu, pak" katanya.
Bukan hanya Joko yang ekspor ke Tiongkok. Beberapa produk pertanian Jawa Tengah memang banyak yang dikirim ke negeri tirai bambu itu. Seperti kapulogo, karet lembaran, cabai hijau dan lainnya.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, jika memang banyak komoditas yang dikirim ke Tiongkok dirinya akan menghubungi langsung pihak maskapai.
Baca Juga
"Nanti saya hubungi beberapa maskapai kalau memang jumlahnya besar. Dan itu jadi PR kita bersama," katanya.
Namun Ganjar berharap, Joko dapat membantu pendataan eksportir dan komoditas apa saja yang telah ekspor ke sana.
Selain itu Ganjar juga meminta total produk yang diekspor beserta total nilainya.
"Kalau punya signifikansi saya usulkan agar ada penerbangan ke sana. Beri kami dukungan agar yang diangkut banyak. Tolong itu kumpulkan," katanya.