Bisnis.com, SEMARANG – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang menyebut musim kemarau di Jawa Tengah tahun ini lebih kering dari rata-rata.
Kepala Stasiun Klimatologi Semarang, Tuban Wiyoso, mengatakan saat ini musim kemarau di Jawa Tengah lebih kering dari rata-rata dan dalam kurun waktu yang lebih lama juga dari rata-rata musim kemarau. Sehingga musim penghujan turun satu hingga tiga dasarian (1 dasarian=10 hari).
Diperkirakan, Jawa Tengah nantinya baru akan mulai turun hujan pada bulan Oktober dengan curah hujan tinggi di bulan November.
“Jadi dalam musim hujan itu tidak selalu tidak ada panas sama sekali, dan musim kemarau tidak selalu sama sekali tidak ada hujan. Ada hujan tapi ada lokal dan curah hujannya tidak tinggi,” katanya, Selasa (10/9/2019).
Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) Stasiun Klimatologi Kelas I Semarang, Iis Widya Harmoko, menambahkan beberapa daerah yang memasuki musim hujan di bulan Oktober awal di antaranya sebagian Kabupaten Brebes, Tegal, Pemalang, Banyumas, dan Purbalingga.
“Untuk di Bulan Oktober II dan III, kami memprediksi musim penghujan sudah masuk wilayah Banjarnegara, Selatan Batang, Pekalongan, Wonosobo, Temanggung, Magelang, Kendal dan Cilacap,” ujarnya
Baca Juga
Sementara itu untuk daerah pesisir, seperti Jepara dan Demak, Rembang, dan Pesisir Pati, awal musim penghujan diprediksi bisa mundur hingga bulan Desember.
“Ada kondisi untuk mundurnya musim hujan ini seperti di tahun 2018 kemarin. Dipolmot positif, mengurangi curah hujan di Indonesia, suhu muka laut menurun. Hal itu mengakibatkan curah hujan menjadi turun. Lalu angin mosun timur yang masih dominan. Ini diperkirakan sampai Oktober," katanya. (k28)