Bisnis.com, SEMARANG - Bersama ribuan santri dan masyarakat Rembang, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Wakilnya, Taj Yasin Maimoen melaksanakan salat istisqa, berdoa memohon curahan hujan.
Salat tersebut dilakukan di alun-alun Kabupaten Rembang setelah upacara peringatan Hari Santri Nasional, Selasa (22/10/2019).
Ganjar Pranowo mengatakan di sebagian besar wilayah di Jawa Tengah saat ini memang masih dilanda kekeringan. Meski sempat turun hujan, namun intensitasnya masih sangat rendah.
"Sekarang kita berkumpul dengan para santri, kiai dan masyarakat untuk memohon agar segera diberi curah hujan," kata Ganjar melalui siaran persnya.
Untuk mengatasi kekeringan tersebut, Ganjar menyampaikan upaya secara fisik telah dilakukan. Melengkapi itu, upaya batin atau spiritual juga dilakukan. Bukan kali ini saja, pada Jumat (18/10) kemarin juga dilaksanakan salat istisqa di Masjid Agung Jawa Tengah.
"Setelah upaya fisik, kita juga melakukan upaya batin, spiritual. Boleh percaya boleh tidak, kemarin alhamdulilah (di Semarang dan sekitarnya) hujan," katanya.
Ganjar berharap dengan upaya fisik dan spiritual tersebut hujan akan segera turun. Meskipun telah diprediksi bakal diguyur pada akhir Oktober, Ganjar mengatakan terus berupaya agar kekeringan di wilayahnya tidak menimbulkan permasalahan serius.
Semoga akhir Oktober hujan turun. Kemarin juga telah koordinasi deng BMKG, mereka bilang akhir Oktober bakal turun hujan," katanya.
Sebagaimana daerah lain di Jawa Tengah, Kabupaten Rembang memang beberapa bulan terakhir tidak diguyur hujan.
Bahkan berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, sedikitnya ada 1.201 desa terdampak kekeringan. Kondisi tersebut tersebar di 314 kecamatan di 31 kabupaten-kota di Jawa Tengah.
Kepala BPBD Jateng, Sudaryanto mengatakan terdapat 233.500 orang atau 58.375 kepala keluarga (KK) yang terdampak kesulitan air.
Upaya fisik yang dilakukan adalah dengan melakukan droping air. Bahkan bantuan air dari BPBD kabupaten-kota maupun provinsi dan sejumlah pihak lain sejauh ini mencapai 21.557 tangki atau 101.740.800 liter air.
"Total ada 903.831 jiwa yang terdampak atau 241.751 KK," kata Kepala BPBD Jateng, Sudaryanto.