Bisnis.com, BATANG - Pelaksana proyek pembangunan jaringan pipa gas transmisi Cirebon-Jakarta, PT Rekayasa Industri, menyatakan kesanggupannya menyelesaikan proyek yang sempat tertunda sekitar 14 tahun pada jadwal yang sudah ditentukan.
Direktur Utama PT Rekayasa Industri Yanuar Budinorman saat pencanangan dimulainya pembangunan jaringan pipa gas transmisi Cirebon-Semarang yang dilaksanakan di kawasan rest area KM 379 Tol Batang-Semarang, Jumat (7/2/2020), mengatakan proyek tersebut harus selesai dalam 24 bulan.
"Proyek ini sudah lama dimenangkan. Kami berkomitmen dalam melaksanakan pembangunannya," katanya.
Secara teknis, kata dia, jaringan ini akan menggunakan pipa berdiameter 28 inchi dengan kapasitas mencapai 350 MMSCFD.
Ia menjelaskan jaringan pipa gas ini akan ditanam di sisi sepanjang jalur tol. "Ditanam dengan jarak sekitar 25 meter dari jalan tol dengan kedalaman 3 meter," katanya
Dari pipa sepanjang itu, lanjut dia, hanya sekitar 7 km saja yang pemasangannya masuk di kawasan perkotaan.
Baca Juga
Adapun salah satu faktor penyebab tertundanya pembangunan jaringan pipa ini, kata dia, akibat belum adanya alokasi gas pada saat itu. "Dari pada sudah dibangun tetapi nggak ada pasokan gasnya akan mubazir," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengayur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) Fanshurullah Asa menambahkan tersambungnya jaringan pipa gas ini diharapkan bisa memicu pertumbuhan pabrik-pabrik baru, khususnya di wilayah Jawa Tengah. "Nantinya akan dibangun pabrik pupuk, baja hingga kaca dengan harga gas tang kompetitif," katanya.
Ia menyebut harga gas akan cukup kompetitif di angka 6 Dolas Amerika Serikat per MMSCFD.
Tertunda 14 Tahun
Pembangunan jaringan pipa gas transmisi Cirebon-Semarang sepanjang 255 km yang sempat tertunda pelaksanaannya sekitar 14 tahun, dimulai dengan pencanangan yang dilaksanakan di kawasan rest area KM 379 Tol Batang-Semarang, Jumat.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan pembangunan jaringan pipa ini merupakam upaya untuk memenuhi kebutuhan pasar gas domestik.
Menurut dia, saat ini pasokan gas sekitar 64 persen untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sementara sisanya untuk pasar ekspor.
"Untuk pemenuhan kebutuhan domestik, maka infrastruktur harus siap. Gas bukan komoditas ekspor semata," katanya. Pembangunan jaringan gas transmisi Cirebon-Semarang ini sendiri akan dikerjakan oleh PT Rekayasa Industri.