Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akibat Corona, Bisnis Pariwisata Bantul Merugi Rp11,9 Miliar. Karyawan Hotel Dirumahkan

Kerugian sektor pariwisata di Bantul akibat pandemi Covid-19 untuk sementara diklaim mencapai Rp11,9 miliar. Bahkan ada beberapa hotel dan homestay yang terpaksa merumahkan karyawannya.
TPR Induk Pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul./Harian Jogja-Arief Junianto
TPR Induk Pantai Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul./Harian Jogja-Arief Junianto

Bisnis.com, BANTUL - Kerugian sektor pariwisata di Bantul akibat pandemi Covid-19 untuk sementara diklaim mencapai Rp11,9 miliar. Bahkan ada beberapa hotel dan homestay yang terpaksa merumahkan karyawannya.

Sekretaris Dinas Pariwisata Bantul, Annihayah mengatakan angka kerugian itu baru terhitung hingga 20 Maret. Berdasarkan hasil pantauan dan klarifikasi Dispar selaku pemegang kendali Satuan Tugas Penanganan Dampak Ekonomi akibat Covid-19, potensi kerugian dari sektor pariwisata itu bukan hanya dari pendapatan retribusi, tetapi juga potensi pendapatan yang hilang dari tour guide yang tergabung dalam Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bantul akibat nihilnya kunjungan.

Belum lagi dari Perhimpunan Hotel dan Restauran atau PHRI, di mana karena sepi pesanan dan adanya pembatalan pemesanan baik kamar, ruang pertemuan, hingga jamuan kunjungan, sehingga omzet pun menurun sekitar Rp2,8 miliar.

“Terpaksa ada beberapa yang merumahkan karyawan atau melakukan sift hari kerja untuk hotel, penginapan, dan homestay,” kata dia, Kamis (26/3/2020).

Sementara dari biro perjalanan, kerugian dialami karena tidak ada kegiatan akibat pembatalan pemesanan paket wisata yang jumlahnya mencapai sekitar 248 paket dengan paket terendah seharga Rp3,5 juta. Begitu pula dari sisi angkutan wisata juga tidak ada kegiatan karena pembatalan perjalanan wisata dari biro perjalanan maupun masyarakat lain.

Dia menambahkan setidaknya ada 68 bus besar, 51 bus medium, dan dua unit mikrobus ditambah 30 kendaraan milik masyarakat yang yang tidak beroperasi dan sopir serta kernetnya juga menganggur.

Selain itu, objek wisata juga banyak yang tutup dan sepi pengunjung baik objek wsiata yang dikelola masyarakat, desa wisata hingga objek wisata yang dikelola pemerintah. “Kegiatan pentas seni dan merti dusun juga ditunda dan ada yang dibatalkan,” kata Annihayah.

Dia menduga angka kerugian bisa terus bertambah karena dari sisi ekonomi kreatif yang digeluti UMKM juga mengalami kerugian yang juga besar. Hal itu disebabkan adanya pembatasan penerbangan yang memengaruhi ekspor produk ekonomi kreatif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ujang Hasanudin
Editor : Sutarno
Sumber : harianjogja.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper