Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditolak Warga saat Mudik di Bantul? Singgahlah ke Dua Selter ini

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyiapkan dua selter untuk menampung pemudik dari berbagai daerah yang sudah terlanjur mudik tetapi tidak bisa pulang ke rumahnya masing-masing karena ada penolakan warga atau punya anggota keluarga di rumah yang rentan terinfeksi virus Corona.
Ilustrasi: Bus Antar Kota Antar Provinsi menunggu penumpang di Terminal Kampung Rambutan. Banyak warga asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempercepat mudik ke kampung selama pandemi Corona. Bisnis/Nurul Hidayat
Ilustrasi: Bus Antar Kota Antar Provinsi menunggu penumpang di Terminal Kampung Rambutan. Banyak warga asal Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempercepat mudik ke kampung selama pandemi Corona. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, BANTUL - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyiapkan dua selter untuk menampung pemudik dari berbagai daerah yang sudah terlanjur mudik tetapi tidak bisa pulang ke rumahnya masing-masing karena ada penolakan warga atau punya anggota keluarga di rumah yang rentan terinfeksi Virus Corona.

Sekretaris Daerah (Sekda) Bantul Helmi Jamharis mengatakan dua selter yang disiapkan yakni gedung Balai Latihan Kerja (BLK) di Jalan Parangtritis Pundong dan Loka Bina Karya di Jalan Samas Bambanglipuro. Kedua tempat isolasi itu masing-masing dapat menampung delapan orang dan 25 orang.

Ia megakui daya tampung selter hanya sedikit. Pemkab memang tidak menyediakan tempat isolasi khusus dan menyerahkan kepada desa serta masyarakat untuk menyediakan sendiri-sendiri ruang isolasi. Dua tempat isolasi milik Pemkab yang bisa digunakan hanya sebatas untuk berjaga-jaga manakala ada penolakan dari masyarakat.

“Memang bukan untuk semua pemudik, tetapi khusus pemudik yang dtolak saja dan pemudik yang tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari setelah kepulangan karena rumahnya sempit dan terdapat anggota keluarga yang rentan tertular Covid, seperti lansia atau balita.” kata dia.

Pemkab juga akan menjamin kebutuhan pokok bagi pemudik yang tinggal sementara di dua tempat isolasi tersebut. Namun, Helmi tidak menyebut besaran anggaran untuk dua tempat penampungan sementara pemudik itu.

Mantan Asisten Bidang Pemerintahan Setda Bantul ini mengatakan Pemkab Bantul tidak mewajibkan desa maupun masyarakat untuk menyediakan ruang isolasi atau ruang karantina.

Sebelumnya Ketua Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Cabang Bantul, Ani Widayani mengatakan rumah karantina diperlukan bahkan harus ada di tiap desa. Sebab pandemi Corona ini bertepatan dengan momen Ramadan dan Idulfitri sehingga banyak perantau pulang ke kampung halaman.

Ani mengatakan tidak semua warga masyarakat menerima perantau karena khawatir adanya penularan penyakit infeksi tersebut. Sementara isolasi mandiri selama 14 hari di rumah juga tidak memungkinkan apabila rumahnya sempit dan ada anggota keluarga yang rentan terinfeksi.

Menurut dia semestinya bukan hanya desa yang menyediakan rumah karantina, tetapi juga Pemkab dan Pemda DIY. Sebagai Ketua Apdesi, Ani sudah meminta semua kepala desa dibantul menyediakan rumah isolasi, “Menghadapi banyaknya pemudik atau perantau yang akan pulang,” kata Ani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ujang Hasanudin
Editor : Sutarno
Sumber : Harianjogja.com
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper