Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musim Kemarau DIY Mulai Mei, Diawali dari Gunungkidul. Petani harus Sesuaikan Pola Tanam

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Staklim Mlati Yogyakarta memprakirakan jika awal musim kemarau di wilayah DIY terjadi pada Mei. Wilayah kabupaten Gunungkidul diperkirakan akan mengalami musim kemarau terlebih dahulu jika dibandingkan wilayah kabupaten lain.
Dampak musim kemarau/Antara-Aditya Pradana Putra
Dampak musim kemarau/Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, SLEMAN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Staklim Mlati Yogyakarta memprakirakan jika awal musim kemarau di wilayah DIY terjadi pada Mei. Wilayah kabupaten Gunungkidul diperkirakan akan mengalami musim kemarau terlebih dahulu jika dibandingkan wilayah kabupaten lain.

Kepala kelompok data dan informasi Stasiun Klimatologi Mlati Yogyakarta Etik Setyaningrum mengatakan jika wilayah Gunungkidul, khususnya bagian selatan akan memasuki musim kemarau terlebih dahulu yakni sekitar akhir April hingga awal Mei 2020.

"Sedangkan, untuk wilayah lainnya seperti kabupaten sleman, Kulonprogo, Bantul, Kota Jogja, dan Gunungkidul bagian utara akan memasuki musim kemarau di awal hingga pertengahan bulan Mei," ujar Etik, seperti dilaporkan Harianjogja.com  Sabtu (18/4/2020).

Lebih lanjut, dengan melihat prediksi musim kemarau di atas, maka saat ini di bulan April hingga menjelang masuknya musim kemarau 2020 di bulan Mei mendatang, maka secara umum di wilayah DIY saat ini memasuki masa transisi atau pancaroba. Artinya, peralihan musim dari musim hujan menuju musim kemarau.

"Secara umum kondisi rata rata cuaca harian, di pagi hingga siang hari kondisi cerah berawan dengan suhu berkisar 30 sampai 33 celcius. Potensi terjadinya hujan kategori sedang hingga lebat yang disertai petir, dan angin kencang masih berpotensi muncul di wilayah DIY terutama diperiode siang, sore, hingga menjelang malam hari," ungkap Etik.

Adapun, BMKG Staklim Mlati Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dan mengantisipasi dalam menghadapi masa transisi atau pancaroba serta untuk mempersiapkan berlangsungnya musim kemarau.

"Terutama di wilayah yang rentan terhadap bencana kekeringan meteorologis. Kemudian, bagi petani agar dapat menyesuaikan pola tanam menjelang masuknya musim kemarau, agar terhindar dari kerugian produktifitas," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Sumber : harianjogja.com

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper