Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah (Jateng) mencatat pada April 2020 di Jawa Tengah terjadi deflasi sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,46.
BPS Jateng mencatat dari 6 kota IHK di Jateng, empat kota mengalami deflasi dan dua kota mengalami inflasi. Kota Purwokerto dan Kota Kudus mengalami deflasi terdalam, yakni sebesar 0,08% dengan IHK masing-masing sebesar 103,80 dan 103,73.
Deflasi juga terjadi di Kota Surakarta sebesar 0,03% dengan IHK sebesar 103,73 dan Kota Semarang sebesar 0,02% dengan IHK sebesar 104,86.
Deflasi, lanjut BPS, terjadi karena penurunan harga sebagian indeks kelompok pengeluaran yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,69%, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04%, serta kelompok rekreasi, olah raga dan budaya sebesar 0,01%.
"Penyebab utama deflasi di Jawa Tengah April 2020 adalah penurunan harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, telur ayam ras dan cabai rawit. Penahan utama deflasi di Jawa Tengah adalah naiknya harga emas perhiasan, bawang merah, gula pasir, tarif kontrak rumah dan minyak goreng," tulis BPS Jateng, Senin (4/5/2020).
Sementara kenaikan indeks terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,25% diikuti kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,16%; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya, serta kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,09 %.
Selain itu kenaikan juga terpantau pada kelompok penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,08%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06%, kelompok pendidikan sebesar 0,03%, serta kelompok transportasi sebesar 0,02%.
"Tingkat inflasi tahun kalender April 2020 sebesar 0,55% dan tingkat inflasi tahun ke tahun (April 2020 terhadap April 2019) sebesar 2,89%," tukasnya.