Bisnis.com, SOLO - Pertarungan kurang berimbang diprediksi bakal terjadi pada Pilkada Solo 9 Desember 2020 antara pasangan calon wali kota (cawali) dan calon wakil wali (cawawali) dari PDIP dan lawannya.
Hingga saat ini, baru ada satu lawan potensial yang muncul untuk menandingi pasangan calon dari PDIP. Lawan tersebut dari jalur perseorangan atau independen, Bagyo Wahyono-F.X. Supardjo (Bajo).
Pertarungan antara kedua pasangan kandidat itu diprediksi bakal berat sebelah. Hal itu menilik kekuatan keduanya mendasarkan hasil Pemilu 2019 dan tahap verifikasi syarat dukungan calon perseorangan di KPU Solo.
Gambaran pertarungan pada Pilkada Solo 2020 itu yakni PDIP dengan modal 189.760 suara pada Pemilu 2019 melawan Bajo dengan 35.142 suara yang akan diproses verifikasi faktual oleh KPU Solo.
Jumlah itu suara dukungan Bajo itu hanya 18,5 persen dari total perolehan suara PDIP di Pemilu 2019. Pertarungan bakal semakin tak berimbang bila partai-partai politik (parpol) benar-benar mendukung pasangan cawali-cawawali PDIP.
Mereka yaitu Partai Golkar, Partai Gerindra, PSI, PPP, Partai Amanat Nasional, dan Partai Demokrat. Ketua DPD Partai Golkar Solo, Maria Sri Sumarni, kepada Solopos.com menuturkan perolehan suara pada Pemilu Legislatif 2019 sebanyak 18.727 suara.
Baca Juga
Perolehan suara tersebut tersebar di lima daerah pemilihan (dapil) para calon legislatif. Dengan modal suara sebanyak itu Maria berharap perolehan suara Partai Golkar bisa bertambah saat pertarungan Pilkada Solo 2020.
“Kami berharap suara Partai Golkar bisa lebih tinggi dari apa yang kami dapat saat pileg,” ujar dia, Minggu (21/6/2020).
Menurut Maria, Partai Golkar Solo siap mengamankan perintah DPP terkait dukungan kepada Gibran Rakabuming sebagai cawali Solo. Tapi Partai Golkar Solo masih harus menunggu surat rekomendasi dimaksud.
Di sisi lain, Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo, belum lama ini, menyiratkan kemungkinan turunnya perolehan suara PDIP pada pertarungan Pilkada Solo tahun ini. Penyebabnya pandemi atau wabah Covid-19.
Dengan penyelenggaraan pilkada di tengah kondisi pandemi, menurut dia, bisa saja membuat orang takut datang ke TPS. Bagi orang yang memang takut, Rudy menilai tidak banyak hal yang bisa dilakukan untuk membujuk.
“Lah kalau takut beneran mau dibujuk seperti apa ya tetap enggak mau ke TPS,” terang dia.
Sementara Koordinator Tim Pemenangan Bajo, Budi Yuwono, mengakui pasangan kandidat independen itu dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan. Tapi dia menyatakan pasangan Bajo akan bekerja keras untuk membuktikan kekuatannya di pilkada mendatang.
“Sedari awal kami tidak takut. Kebetulan rekomendasi [PDIP] jatuh ke Mas Gibran, dari awal kami sudah siap,” kata dia.
Kesiapan yang Budi maksud, menurut dia adalah kesiapan memenangi kompetisi. Strategi sudah disiapkan untuk mendapat simpati publik Solo. “Kami siap untuk menang. Strateginya rahasia, tapi sudah ada,” imbuh dia.