Bisnis.com, SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Juni 2020 di Jawa Tengah terjadi inflasi sebesar 0,2 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,74.
Kepala BPS Provinsi Jateng Sentot Bangun Widoyono mengatakan, penyebab utama inflasi di Jawa Tengah Juni 2020 adalah kenaikan harga
daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan antar kota, ikan lele dan sabun
detergen.
"Penahan utama inflasi di Jawa Tengah adalah turunnya harga bawang putih, gula pasir, angkutan udara, emas perhiasan dan cabai merah," kata Sentot Rabu (1/7/2020).
Adapun, tingkat inflasi tahun kalender Juni 2020 sebesar 0,82% dan tingkat
inflasi tahun ke tahun (Juni 2020 terhadap Juni 2019) sebesar 2,48%.
Sentot menjelaskan, inflasi juga terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,59%.
"Kenaikan juga diikuti kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26%, kelompok kesehatan sebesar 0,23%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22% kelompok transportasi sebesar 0,13% kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,12%," tuturnya.
Dia menambahkan, untuk penurunan indeks terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,24% dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa euangan sebesar 0,01%.
Sementara itu, lanjutnya kota IHK yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Tegal, yakni sebesar 0,42% dengan IHK sebesar 105,16, diikuti Kota Purwokerto sebesar 0,40% dengan IHK sebesar 104,42, Kota Surakarta sebesar 0,29% dengan IHK 103,82, Kota Cilacap sebesar 0,28% dengan IHK sebesar 103,67, Kota Semarang sebesar 0,16% dengan IHK sebesar 105,13.
"Inflasiterendah terjadi di Kota Kudus sebesar 0,09% dengan IHK sebesar
103,92," katanya.