Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gunung Merapi Siaga, Hewan Liar Mulai Turun

Sebelum Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status Merapi dari level Waspada ke Siaga, tanda-tanda alam sudah terlihat.
Personel TNI mengarahkan warga untuk menuju tempat pengungsian di kawasan lereng Gunung Merapi di Desa Krinjing, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (6/11/2020). Guna meminimalkan dampak jika Gunung Merapi meletus, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mengungsikan sebagian warga yang tinggal di kawasan rawan bencana setelah status Gunung Merapi dinaikkan dari waspada level II menjadi siaga level III./Antara-Taufiq R.
Personel TNI mengarahkan warga untuk menuju tempat pengungsian di kawasan lereng Gunung Merapi di Desa Krinjing, Dukun, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (6/11/2020). Guna meminimalkan dampak jika Gunung Merapi meletus, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang mengungsikan sebagian warga yang tinggal di kawasan rawan bencana setelah status Gunung Merapi dinaikkan dari waspada level II menjadi siaga level III./Antara-Taufiq R.

Bisnis.com, SLEMAN — Warga Kalurahan Glagaharjo, Kepanewon Cangkringan, Sleman mulai menyiapkan barak pengungsian seiring dengan naiknya status Merapi menjadi Siaga. Sementara, monyet-monyet mulai turun.

Joko Purwanto, Carik Glagaharjo, menjelaskan berdasarkan catatan kalurahan, jumlah warga yang masuk kelompok rentan sebanyak 125 orang. Rinciannya, 30 anak balita, 95 orang lansia, tiga orang ibu hamil dan sisanya difabel. Jumlah tersebut belum termasuk pendampingnya.

"Kalau kapasitasnya sih bisa menampung sekitar 400 orang. Namun, karena kondisi pandemi dikurangi 50 persen hanya 200 orang. Yang kami butuhkan saat ini juga ketercukupan masker karena itu penting bagi para pengungsi yang masuk kelompok rentan," ucap Joko di sela-sela penyiapan barak pengungsian, Jumat (6/11/2020).

Menurut Joko, sebelum Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status Merapi dari level Waspada ke Siaga, tanda-tanda alam sudah terlihat. Monyet penghuni Merapi mulai turun sejak beberapa hari terakhir. Bahkan, katanya, ada monyet yang terlihat di belakang kantor kalurahan.

"Itu sudah menjadi salah satu penanda aktivitas Merapi mulai meningkat. Apalagi cuaca di sini mulai panas [gerah]," kata Joko.

Berbekal pengalaman dan tanda-tanda alam tersebut, ditambah informasi yang disampaikan BPPTKG, warga tidak panik maupun bingung. Sejak lama, kata Joko, penduduk lereng Merapi sudah memahami tanda-tanda yang dikirimkan gunung. Mereka pun menyiapkan diri. Seluruh barang-barang berharga sudah dimasukkan ke dalam tas untuk persiapan.

"Dimasukkan dalam TSM. Itu Tas Siap Minggat [TSM], sudah disiapkan oleh warga jika sewaktu-waktu dievakuasi tinggal jalan," katanya.

Joko juga menyiapkan kandang darurat yang akan didirikan tidak jauh dari barak. Jumlah ternak yang dievakuasi sekitar 300 ekor. "Rencana di depan tanah lapang itu agar warga tidak terlalu jauh untuk merawat ternaknya," ucap Joko.

Jika status Merapi kembali meningkat, warga lainnya yang tidak masuk kelompok rentan juga akan dievakuasi ke beberapa gedung seperti seperti sekolah di sekitar kantor kalurahan. "Kapan akan dievakuasi? Kami tinggal nunggu perintah. Yang jelas kami persiapkan dulu semuanya termasuk dapur darurat nanti,"ujar Joko.

Panewu Cangkringan Suparmono mengatakan penyiapan barak pengungsian dipercepat seiring naiknya status Merapi. "Dari tiga pedukuhan di Cangkringan, yang masih berpenghuni hanya Kalitengah Lor. Mereka yang akan dievakuasi lebih dulu, terutama bagi kelompok rentan," katanya.

Selain barak di belakang kantor kalurahan, masih ada dua barak lainnya yang disiapkan untuk menampung pengungsi. Hal itu dilakukan agar lokasi pengungsian mampu memenuhi aspek keamanan kesehatan selama masa pandemi Covid-19 ini.

Bilamana kedua barak tidak mencukupi karena syarat protokol kesehatan, pihaknya juga menyiapkan beberapa sekolah untuk dijadikan alternatif lokasi pengungsian.

"Harus memenuhi penerapan protokol kesehatan Covid-19. Ini agar pengungsi nantinya diberi jarak," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Harian Jogja
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper