Bisnis.com, SRAGEN - Suasana hening. Hanya suara laju mobil dan motor yang terdengar. Jemaah salat Isya sudah berlalu dua jam lalu. Dua orang marbot masih membersihkan lantai serambi masjid.
Seorang pemuda sarungan masih duduk di depan pintu. Belasan orang dari Malang tidur membujur ke utara di serambi timur. Masih ada juga yang bermain ponsel. Mereka memilih beralaskan karpet karena tak kebagian kasus dan hotel kapsul. Hanya ada enam unit hotel kapsul dan 12 kasur yang tersedia di serambi itu. Sebanyak 10 kasur lainnya dipakai keluarga perempuan di ruang tertutup.
Ada 18 orang dari Malang yang sengaja datang ke Masjid Al Falah Sragen. Mereka tak sekadar berekreasi setelah dari Blitar. Para keluarga Takmir Masjid Nurul Huda Malang itu ingin studi banding di masjid terbesar di Bumi Sukowati. Mereka spontan datang tanpa pemberitahuan kepada takmir Al Falah sebelumnya.
Mulyadi, 61, salah satu takmir Nurul Huda Malang, belum bisa tidur. Ia menggelar dua kasur di depan Hotel Kapsul. Kedua cucu perempuannya masih merengek minta makan. Kakek-kakek itu pun menuruti keingin cucunya meski jarum jam menunjuk pukul 21.30 WIB.
“Orang tuanya kecapaian dan beristirahat. Di sini nyaman. Cucu-cucu itu tidurnya di hotel kapsul itu. Yang saya tahu ya baru di Sragen ini ada masjid yang melayani hotel kapsul gratis. Tempatnya tak harus mewah, sederhana, tapi enak. Kami ke sini untuk mengetahui manajemen masjid ini. Besok kembali ke Malang,” ujar Mulyadi saat berbincang dengan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Sabtu (14/11/2020) malam.
Hotel kapsul itu terbuat dari harplek setebal 2 cm berbentuk kotak.Panjangnya 2 meter. Ukuran sisinya 1 meter x 1 meter. Di bagian ujung ada angin-angin berbentuk kota berukuran 20 cm x 20 cm sebanyak dua lubang. Saat tiduran di dalam hotel kapsul itu nyaman. Sehabis hujan deras, tidur di dalam terasa hangat. Di dalam hotel itu pun bisa duduk sambil bermain ponsel.
Baca Juga
“Konsepnya sebenarnya meniru hotel kapsul di luar negeri. Kalau untuk masjid ya mungkin di Indonesia ya baru di Sragen ini. Di dalam nyaman tidak sumpek. Enam unit hotel kapsul itu bantuan dari Jakarta. Sebelumnya, kami hanya ingin meningkatkan pelayanan. Saking banyaknya musafir yang menginap dengan menggelar tikar, akhirnya kami membeli lima kasur,” ujar Direktur Masjid Al Falah Sragen, Anas Sayyidina.
Sebenarnya Takmir Al Falah bermaksud hanya membeli lima buah kasur senilai Rp5 juta ke Mantingan, Ngawi. Ternyata dari pedagang memberi bonus satu kasur. Kemudian dapat bantuan kasur dari Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati sebanyak enam unit kasur sehingga totalnya 12 kasur.
“Kemudian hotel kapsul itu datang pada Rabu (11/11/2020) lalu. Sebenarnya ada bantuan 10 kasur lagi dari Surabaya tetapi masih dalam proses. Kami rajin promosi masjid lewat media sosial. Banyak yang studi banding ke sini. Sabtu siang ada rombongan Wali Kota Samarinda Syahari Jaang bersama istri, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Samarinda,” kata Anas.
Selain itu juga ada rombongan studi banding dari berbagai kota di Indonesia, seperti Jogja, Surabaya, Jakarta, Bekasi, Kendal, Brebes, dan kabupaten di sekitar Sragen. Prinsipnya Anas menyampaikan Takmir Masjid Al Falah Sragen memberi pelayanan selama 24 jam kepada jemaah.
“Kalau menginap malam Ahad, paginya pasti dapat sarapan bareng bersama jemaah yang kajian. Karena pada Ahad dinihari ada program tahajud jemaah dilanjutkan subuh dan kajian hingga pagi. Setiap Senin-Jumat, kecuali Senin dan Kamis disediakan teh dan minuman juga dan siangnya ada makan siang gratis,” ujarnya.
Untuk keamanan dan kebersihan masjid pun terjamin. Setiap malam ada satu petugas kebersihan yang bertugas, untuk merapikan kasur dan hotel kapsul. Keamanan pun dijaga petugas keamanan dengan sif siang dan malam serta ada bantuan kamera close circuit television (CCTV).