Bisnis.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, mengimbau agar warganya tidak abai dalam menerapkan disiplin protokol kesehatan. Hal ini menyusul kasus penularan baru, yakni klaster hajatan di Sragen.
Ganjar menyebut kasus penularan di acara hajatan bukan kali pertama terjadi di Jateng. Sebelumnya, kasus serupa juga pernah terjadi di Kota Semarang.
Menurut Ganjar, dalam menangani klaster hajatan atau keluarga seperti di Sragen memerlukan pendekatan yang lebih ketat.
“Dari pemerintah hari ini akan kita dorong, rapat kita terakhir pada awal pekan ini adalah kita gerakan dasawisma, PKK, kelompok masyarakat yang ada di level desa, RT, RW agar sekarang kita masuk dalam keluarga,” ujar Ganjar, Sabtu (14/11/2020).
Namun, dari pemerintah saja tidak cukup. Ganjar juga meminta dukungan dan kesadaran dari masyarakat untuk disiplin protokol kesehatan. Sebab, edukasi di level ini akan lebih berat dan individu mana pun tidak boleh abai.
“Kalau kita tidak bisa memproteksi diri kita sendiri, maka akan sangat berat. Satu orang membawa itu, maka keluarga akan sangat rentan,” tegasnya.
Baca Juga
Ganjar mengatakan, sebenarnya memproteksi dari diri sendiri sangat mudah. Yang membuat susah adalah malasnya individu untuk menjaga kebersihan diri, terutama setelah beraktivitas di luar rumah.
“Maka keluarga, mesti diproteksi dengan baik, tidak boleh meremehkan, protokolnya mesti jalan. Sebenarnya simpel saja, kalau kamu dari luar, langsung mandi, ganti baju semuanya. Sebenarnya tidak berat, tapi hanya males saja," sambung dia.
Di sisi lain, Ganjar juga menegaskan pentingnya menggunakan masker dalam situasi apapun.
“Terus tidak mau melepas masker, sebenarnya itu cara defend yang paling baik. Kerentanan orang yang banyak bepergian itu, ya memang ada potensi tinggi tertular,” kata Ganjar.
Ganjar berharap, masyarakat bisa paham dengan edukasi yang terus digencarkan. Sehingga, pencegahan dilakukan secara bersama-sama.
Klaster penularan Covid-19 di acara hajatan muncul setelah L, pengantin asal Kecamatan Kalijambe, Sragen, meninggal dunia akibat virus corona.
Tak hanya L, berselang hitungan hari ibunya juga mengalami nasib serupa, Jumat (6/11/2020). Lalu, pada Senin (9/11/2020) giliran ayahnya yang meninggal.
L sempat menggelar acara hajatan pada 24 Oktober lalu. Setelah itu, 113 warga yang hadir dalam acara tersebut juga harus menjalani tes usap karena melakukan kontak dengan L dan orang tuanya.