Bisnis.com, SEMARANG – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah mencatat tren kenaikan harga telur ayam ras di lima pasar di Kota Semarang sepanjang kuartal IV/2020 lalu, yang berlanjut pada awal tahun ini.
Sejak September hingga Desember 2020 lalu, rata-rata harga terpantau bergerak dari Rp19.700/kg menjadi Rp25.000/kg. Arif Sambodo, Kepala Disperindag Provinsi Jawa Tengah, memastikan bahwa kenaikan harga tersebut masih terkendali.
“Ini sifatnya siklis karena akhir tahun. Di mana ada permintaan yang meningkat. Harga masih wajar, kenaikan tidak mencapai 5 persen di atas harga acuan sebesar Rp24.000/kg,” jelas Arif kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Selain itu, ia juga memastikan bahwa persediaan telur ayam ras di Jawa Tengah masih mencukupi. Pada bulan Januari ini, ia memperkirakan bahwa harga akan mulai beranjak normal.
“Stok di gudang Bulog sampai dengan pertengahan bulan ini (Desember) saja masih 2,35 ton. Awal tahun akan cepat normal. Permintaan tidak setinggi tahun-tahun kemarin, karena acara perayaan tahun baru dilarang untuk cegah kenaikan [jumlah kasus] Covid-19,” jelasnya.
Harga telur di Pasar Peterongan jadi yang tertinggi di Semarang dengan harga per kilogram mencapai Rp27.000.
Baca Juga
Sementara itu, di Pasar Johar dan Pasar Karangayu, telur ayam ras berada di harga Rp24.000/kg. Harga tersebut adalah harga terendah apabila dibandingkan dengan harga tiga pasar lainnya.
Harga telur per kilogram di Pasar Bulu dan Pasar Gayamsari berada di Rp25.000. Rata-rata harga telur ayam ras di Semarang, berdasarkan pemantauan di lima pasar tersebut, berada di Rp25.000/kg.
Apabila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, harga tersebut mulai mengalami penurunan tipis. Pada bulan September, harga rata-rata telur ayam ras berkisar di Rp19.700/kg. Sementara itu, pada Oktober, harga mengalami kenaikan sehingga berada di Rp22.400/kg. Harga rata-rata pada November 2020 lalu menjadi yang tertinggi, dengan kisaran Rp25.300/kg.