Bisnis.com, SEMARANG - Vaksinasi Covid-19 hari pertama di Jateng, Kamis (14/1/2021), diikuti oleh 800 orang tenaga kesehatan (nakes). Imunisasi itu dilakukan di 68 fasilitas kesehatan, mulai dari Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Balai Kesehatan Masyarakat, dan klinik.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, ratusan nakes yang berhasil diimunisasi ada di dua kota, yakni Semarang dan Solo.
Sementara, di Kabupaten Semarang, terdapat kendala teknis yang menyebabkan proses registrasi ulang pada aplikasi milik KPCPEN (Komisi Penanggulangan Covid-19 untuk Pemulihan Ekonomi Nasional), bermasalah.
“Belum semua mendaftar ulang. Di tiga daerah itu (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, dan Surakarta) ada gangguan sistem. Terutama di Kabupaten Semarang agak terganggu namun sekitar 30 menit yang lalu sudah oke lagi. Itu karena ada perbaikan di aplikasi dari pusat,” katanya Jumat (15/1/2021).
Hasilnya, di Kabupaten Semarang, nakes calon penerima imunisasi belum bisa mendaftar ulang dan melakukan vaksinasi, pada hari pertama. Namun, menurut Yuli, ada enam orang pejabat daerah Kabupaten Semarang, yang telah menerima suntikan perdana vaksin Covid-19 produksi Sinovac.
Yuli merinci, dari 800 orang nakes yang telah divaksinasi, terdapat mereka yang belum layak menerima suntik vaksin. Adapula, mereka yang tidak hadir padahal sudah menerima jadwal imunisasi di hari tersebut.
Baca Juga
“Kota Semarang yang daftar (ulang) 601 orang, sebanyak 470 (orang) melakukan suntik vaksin. Ada 61 orang ditunda karena alasan kesehatan, dan tak hadir sebanyak 70 orang. Sementara di Solo dari total 366 orang, sebanyak 330 orang divaksin, 18 orang ekslusi (dikeluarkan dari daftar), sedangkan 18 (orang) lagi ditunda,” terang Yuli.
Adapun, rincian fasilitas kesehatan yang melayani adalah 37 Puskesmas, tujuh rumah sakit dan satu Balkesmas di Kota Semarang. Sementara di Kota Surakarta ada tujuh puskesmas, 15 rumah sakit, serta satu klinik yang melakukan suntik vaksin kepada nakes.
Dia menyebut, belum menerima laporan detail terkait absennya 70 orang di Kota Semarang yang seharusnya menerima suntik imunisasi. Bisa jadi, karena yang bersangkutan ada kepentingan atau tugas.
Yuli berharap, mereka yang tidak hadir dalam penyuntikan vaksin di hari perdana bisa menjalaninya pada penjadwalan ulang.
“Kami akan klarifikasi dulu, alasannya apa. Kalau alasan tak bisa dipertanggungjawabkan tentunya ada langkah berikutnya. Bisa berupa persuasi atau edukasi. Untuk langkah represif itu langkah paling belakang,” tegas Yuli.
Yuli juga memaparkan, dari hasil laporan vaksinasi di hari pertama ada dua orang yang mengalami gejala ringan setelah vaksinasi. Mereka mengeluhkan nyeri pada bagian lengan, bekas suntikan.
“Ada yang KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) mereka dua orang dari Surakarta. Yang satu mengeluhkan (kemeng) nyeri pada lengan dan yang kedua agak nggliyer (pusing). Ini (kasus kedua) bisa jadi karena sebelumnya ada riwayat vertigo. Tapi itu bersifat subjektif dan individual. Mereka berdua sudah sembuh,” ungkapnya.
Dia meminta, kepada mereka yang telah mendapatkan vaksin agar dapat menjaga kebiasaan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Karena, seseorang masih bisa terinfeksi Covid-19, meskipun telah divaksin. Namun, gejala yang ditimbulkan sangat minor.
Perlu diketahui, Jateng mendapatkan droping vaksin sebanyak 62.560 dosis vaksin dari Pemerintah RI. Puluhan ribu dosis vaksin itu, kemudian didistribusikan ke tiga daerah yang dinilai membutuhkan prioritas tinggi penanganan Covid-19.
Tiga daerah tersebut adalah Kota Semarang, yang mendapat 38.240 dosis untuk 18.752 nakes, Kabupaten Semarang mendapat 8.000 dosis untuk 3.987 nakes dan Kota Surakarta yang mendapat 10.620 dosis untuk 10.609 nakes.
Masing-masing daerah telah mendapatkan vaksin untuk dua kali penyuntikan. Kecuali Kota Surakarta, yang masih mendapatkan satu kali dosis suntikan. (k28)