Bisnis.com, JAKARTA - Kerja pegawai Dinas Sosial Kota Pekalongan menjadi sorotan di tengah banjir besar yang melanda kota tersebut.
Alih-alih membantu warga setempat yang datang meminta bantuan, mereka justru mengacuhkannya dan asyik berkaraoke di ruang kerjanya.
Hal tersebut pertama kali diungkapkan oleh akun Mamase Eko di grup Facebook PEKALONGAN INFO pada Selasa (9/2/2021). Dia menceritakan upayanya bersama sejumlah warga meminta bantuan ke kantor Dinas Sosial Kota Pekalongan untuk warga di empat RT di Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara pada Minggu (7/2/2021) malam.
Mereka datang ke kantor Dinas Sosial Kota Pekalongan menerjang banjir menggunakan kendaraan roda tiga bersama ketua RT dan RW.
Namun sesampainya mereka di kantor Dinas Sosial, petugas yang menemui menyebut stok bantuan sudah habis.
Tak percaya begitu saja, salah satu warga yang ikut dalam rombongan mengatakan bahwa dia melihat masih ada sisa lima karung beras di dalam kantor Dinas Sosial Kota Pekalongan.
Baca Juga
"Tiba-tiba oknum petugas gelagapan dan akhirnya menemui rekannya, lalu rekannya dtg dg alasan yang beda, dia minta surat2 yg sdh kami bawa..dan lalu kasih alasan bhw surat2 tsb tdk lengkap krn tdk ada cap dr kelurahan," tulis Mamase Eko.
Eko dan rombongan kemudian bertanya kepada petugas apakah mereka bisa membawa bantuan setelah surat yang dibawa dicap oleh pihak kelurahan malam itu juga. Petugas yang ditanya menjawab bisa.
Namun, saat mereka mencoba menawarkan untuk membawa bantuan beras sekaligus mengambil cap surat di kantor kelurahan petugas Dinas Sosial Kota Pekalongan justru menolaknya tanpa alasan jelas. Padahal warga yang mengungsi dalam kondisi benar-benar membutuhkan beras untuk makanan malam itu.
Eko dan rombongan juga menyesalkan oknum pegawai lainnya yang terlihat sedang bersantai sambil karaoke saat mereka menunggu kepastian bantuan.
"Pdhl utk smpe Dinsos kami menerjang banjir yg cukup dalam, yg lbh bikin kami emosi, yg di dalam banyak oknum yg santai-santai sambil karaoke," tulis Eko sembari menyesalkan sikap oknum pegawai tersebut.
Setelah melalui perdebatan panjang dengan oknum pegawai tersebut, Eko dan rombongan akhirnya mendapatkan bantuan beras sebanyak satu karung ukuran 25 kilogram. Syaratnya, bantuan diambil keesokan paginya, Senin (8/2/2021) dan mereka harus datang kembali dan membawa surat-surat yang diperlukan dari kelurahan.
"Paginya kami diminta datang dan membawa surat-surat dari kelurahan harapannya RT yg blm kebagian bisa dapat dan hanya dapat 25 kg," ujar Eko.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan pihaknya telah menindaklanjuti laporan dari warga Kota Pekalongan itu.
Melalui pesan instan WhatsApp yang diterima oleh Bisnis pada Rabu (10/2/2021), Ganjar mengirimkan gambar tangkapan layar yang memperlihatkan obrolan WhatsApp antara dirinya dengan Walikota Pekalongan Achmad Alf Arslan Djunaidi.
Aaf, demikian sapaan akrabnya dalam obrolan tersebut menyatakan bahwa pihaknya sudah memanggil oknum tersebut untuk klarifikasi.