Bisnis.com, SEMARANG - Virus Corona varian baru sudah masuk ke wilayah Jawa Tengah atau Jateng melalui anak buah kapal (ABK) yang datang dari India dan bersandar di Cilacap, Jateng.
Buntutnya, 47 tenaga kesehatan RSUD Cilacap positif Covid-19 setelah kontak erat dengan para ABK tersebut.
Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Jateng, Yulianto Prabowo, seusai rapat koordinasi (rakor) penanganan Covid-19 di Kantor Gubernur Jateng, Senin (24/5/2021).
“Sekarang tambah lima orang [nakes positif Covid-19]. Kemarin kan ada 42, tambah lima jadi 47 orang. Mereka semua melakukan kontak erat [dengan ABK yang datang dari India],” ujar Yulianto kepada wartawan.
Yuliyanto mengaku, sebenarnya ada 172 orang yang melakukan kontak erat dengan 13 ABK Filipina yang datang dari India itu. Namun, baru 47 nakes yang sudah dipastikan tertular Covid-19.
Meski demikian, ke-47 nakes Jateng itu belum dipastikan tertular Virus Corona varian baru hasil mutasi di India, yakni tipe B1617.2. Bahkan, meskipun ke-13 ABK asal Filipina yang datang dari India sudah dipastikan terinfeksi Virus Corona varian baru yang hanya dijumpai di India.
Baca Juga
Ke-47 nakes itu sudah menjalani pemeriksaan whole genome sequencing (WGS).
Hasil pemeriksaan tersebut juga sudah dibawa ke laboratorium milik Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Walau demikian, hasilnya baru diketahui dalam kurun 1-2 hari ke depan.
“Total ada 12 orang yang CT value-nya kita kirim ke laboratorium UGM. Cuma 12 orang karena mereka yang memenuhi syarat, CT value-nya di bawah 30,” jelas Yulianto.
Yulianto mengatakan dengan terpaparnya 42 nakes itu, maka RSUD Cilacap untuk sementara meniadakan pelayanan rawat jalan bagi pasien.
“Pelayanan rawat jalan ditiadakan selama tiga hari, mulai 24-26 Mei 2021,” imbuh Yulianto.
Yuliyanto pun meminta masyarakat di Jateng semakin waspadai dan taat protokol kesehatan menyusul masuknya varian baru Covid-19 itu. Hal itu dikarenakan varian baru Covid-19 tersebut lebih ganas dan mudah menular.
“Seluruh nakes yang menangani ABK itu juga menggunakan APD [alat pelindung diri]. Tapi, memang varian baru itu persebarannya lebih cepat. Makanya, kita harus lebih ketat. Nakes juga sudah mengguanakan APD dengan baik, tapi tetap tertular. Perilaku virus sudah terdeteksi seperti itu, maka semua harus lebih hati-hati,” terangnya.