Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 di DIY, Sekda : Perlu Lockdown, Jika Konfirmasi Positif Tidak Berhenti

Opsi lockdown dinilai akan memberatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, lantaran anggaran yang sudah disusun sedemikian rupa mesti dirombak.
Barista meracik kopi di kedai Cerita Kopi Mukidi, Namburan Lor, Yogyakarta, Kamis (24/6/2021). Dalam masa pengetatan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, Pemkot Yogyakarta melakukan penyesuaian aturan diantaranya pembatasan jam operasional tempat usaha seperti kafe, restoran dan layananan umum maksimal buka hingga pukul 20.00 WIB, dari semula pukul 21.00 WIB serta pengurangan kapasitas dari semula 50 persen dari kapasitas menjadi 25 persen./Antara-Andreas Fitri Atmoko
Barista meracik kopi di kedai Cerita Kopi Mukidi, Namburan Lor, Yogyakarta, Kamis (24/6/2021). Dalam masa pengetatan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, Pemkot Yogyakarta melakukan penyesuaian aturan diantaranya pembatasan jam operasional tempat usaha seperti kafe, restoran dan layananan umum maksimal buka hingga pukul 20.00 WIB, dari semula pukul 21.00 WIB serta pengurangan kapasitas dari semula 50 persen dari kapasitas menjadi 25 persen./Antara-Andreas Fitri Atmoko

Bisnis.com, YOGYAKARTA – Pemerintah Daerah DI Yogyakarta masih belum mempertimbangkan opsi lockdown untuk menekan laju penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut. Pasalnya, kebijakan lockdown dinilai bakal memberatkan

Lockdown itu kan perlu dikaji lagi, konsekuensinya sangat berat. Disamping itu, apakah tidak bisa kita [menangani Covid-19] dengan cara lain?,” jelas Nuryadi, ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DI Yogyakarta, dalam diskusi daring yang diselenggarakan Kamis (24/6/2021) sore.

Nuryadi yakin, apabila pemerintah pusat mengambil kebijakan lockdown di Yogyakarta, maka keputusan serupa juga akan diberlakukan bagi wilayah lainnya di Indonesia. Selain itu, secara anggaran, Pemerintah Daerah DI Yogyakarta tidak memiliki anggaran untuk melakukan lockdown.

“Gak ada anggarannya. Jadi anggaran yang rutin APBD itu sudah kita rencanakan untuk suatu hal. Ada pergeseran pada waktu itu, pergeseran sifatnya tidak semua. Sehingga kalau itu kita siapkan jatah hidup untuk orang DI Yogyakarta, tidak ada anggarannya. Dan pemerintah pusat pun juga akan berpikir andaikata memperbolehkan lockdown di DI Yogyakarta,” jelas Nuryadi.

Sementara itu, Sekretaris Daerah DI Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji, menyatakan bahwa keputusan lockdown bisa saja diambil pemerintah apabila lonjakan kasus Covid-19 terus terjadi.

“Jawaban saya, perlu, jika konfirmasi [kasus Covid-19 yang] positif tidak juga berhenti. Yang sekarang sudah menembus hampir 700 [kasus baru] per hari. Perlu jika masyarakat DI Yogyakarta abai terhadap protokol kesehatan. Perlu jika mal, hotel, penjual makanan minuman, restoran, abai terhadap menjaga protokol kesehatan. Maka alternatif terakhir yang harus ditempuh tentu mengusulkan lockdown,” jelas Aji.

Meskipun demikian, menurut Aji, sebagai opsi terakhir penanganan Covid-19, kebijakan lockdown tidak bisa diambil tanpa mempertimbangkan konsekuensi pelaksanaannya. “Karena itu adalah alternatif terakhir. Kalau bisa jangan sampai alternatif terakhir. Gak bahagia kita, gak sejahtera kita kalau kondisinya itu lockdown atau PSBB. Orang sekarang saja kita di rumah rasanya sudah capek to,” tambahnya.

Aji optimistis bahwa laju penularan Covid-19 di DI Yogyakarta dapat ditekan tanpa menarik rem darurat berupa penerapan lockdown. “Saya kira, untuk saat ini, kita belum perlu mengusulkan lockdown. Belum perlu mengusulkan PSBB. Mudah-mudahan kita masih bisa mengatasi, menurunkan angka konfirmasi positif yang ada di DI Yogyakarta,” jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper