Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cabai Rawit Anjlok, PPKM Disinyalir Jadi Pemicu

Pasokan cabai yang dikirim pun menurun drastis, nyaris separuh dari sebelum diperpanjangnya PPKM.
Ilustrasi./Bisnis
Ilustrasi./Bisnis

Bisnis.com, BANTUL - Jelang panen harga cabai rawit di tingkat petani anjlok. Menurunnya pesanan cabai ke ibu kota selama PPKM ditenggarai jadi penyebab merosotnya harga cabai.

Salah satu petani cabai di Kalurahan Srigading, Kapanewon Sanden, Sancoko menuturkan para distributor cabai hanya berani menawar rendah hasil panen cabainya. Untuk cabai besar jenis TW, distributor hanya berani membeli di kisaran angka Rp5000 per kilogramnya. "Kalau cabai besar yang jenis imperial cuma ditawar Rp6.000 per kilogram," ucapnya pada Kamis (29/7/2021).

Penurunan harga dua jenis cabai besar ini terbilang signifikan. Setidaknya harga cabai besar turun sekitar 50 persen pasca Idul Adha. "Harga cabai besar mulai jatuh pasca Idul Adha. Padahal saat Idul Adha harga cabai besar masih diatas Rp12.000 per kilogram," terangnya.

Dugaan Sancoko harga cabai besar merosot dikarenakan PPKM yang diperpanjang di mayoritas wilayah Jawa. Padahal hampir sebagian besar cabai panenan petani Bantul dikirim ke sejumlah pasar induk di DKI Jakarta dan Bandung.

Salah seorang distributor cabai, Lusiantoro mengakui harga cabai mulai jatuh pasca Idul Adha dsn diperpajangnya PPKM di daerah-daerah sasaran pengiriman cabai. "Saat PPKM Darurat permintaan pasar sudah turun. Ditambah PPKM Level 4 yang diperpanjang, permintaan pasar sangat sepi," ujarnya.

Pasokan cabai yang dikirim Lusiantoro pun menurun drastis, nyaris separuh dari sebelum diperpanjangnya PPKM. Pasalnya sejumlah pasar induk di Jakarta mayoritas mengurangi orderannya, akibatnya stok menumpuk dan menyebabkan harga turun.

"Sebelum PPKM Level 4 saya masih bisa kirim 10 ton cabai. Saat ini hanya bisa kirim paling banyak lima ton," katanya.

Distributor cabai lainnya, Abdul Mukid menyebutkan anjloknya harga cabai juga disebabkan oleh pabrik pengolahan cabai yang mengurangi permintaan bahan produksi cabai. "Agar tidak mau merugi pabrik membuat Delivery Order (DO) untuk pedagang hanya untuk tiga hari. Sehingga ketika harga dipasar jatuh maka perusahaan tidak merugi terlalu banyak," terangnya.

‎Sayangnya pembayaran DO dari pabrik disebutkan Mukid juga bisa molor beberapa pekan bila DO yang dikirim tidak sesuai target. Praktis kerugian anjloknya harga cabai ini dirasakan mulai dari petani hingga distributor cabai.

"Pasar sudah sepi pembeli. Perusahaan bayar DO cabai dari pedagang mundur lama akhirnya pedagang juga kolaps. Ketika pedagang kolaps, petani juga jatuh enggak bisa jual panen cabai," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Catur Dwi Janati
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : JIBI/Harian Jogja
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper