Bisnis.com, YOGYAKARTA – Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan sistem pendeteksi performa kandang ayam berbasis Internet of Things (IoT).
Sistem tersebut memudahkan peternak memantau kondisi ayam dari sebuah aplikasi bernama BroilerX yang disematkan dalam telepon pintar.
“Penggunaan teknologi ini penting, karena ayam broiler di Indonesia rentan terkena heat stress yang berdampak pada performa ayam broiler. IoT mampu mencatat suhu, kelembaban, kadar amonia, kadar CO2 di kandang dan dapat dilaporkan secara realtime, sehingga peternak dapat melakukan secepat mungkin ketika terjadi perubahan pada komponen yang mempengaruhi kenyamanan ayam,” jelas dosen Fakultas Peternakan UGM sekaligus ketua Tim Research and Development BroilerX Galuh Adi Insani, dikutip dari keterangan resminya, Jumat (13/8/2021).
Galuh menjelaskan dengan menggunakan BroilerX, peternak tak hanya mendapatkan notifikasi kondisi kandang di layar telepon pintar, tapi mereka juga bisa mengkasesnya melalui web di komputer.
“Sehingga ayam yang kondisinya menurun dari efek lingkungan yang semakin kurang mendukung, dapat diselamatkan secepat mungkin,” tambahnya.
Sistem pemantauan BroilerX merupakan pengembangan lanjutan dari sistem kandang closed house. Bedanya, BroilerX berupaya tak hanya untuk mengoptimalkan penggunaan sensor dan peralatan yang ada di kandang, tapi juga merekam data perubahan kondisi kandang.
Baca Juga
CEO BroilerX Jati Pikukuh mengatakan aplikasi tersebut membantu peternak ayam untuk memastikan kesejukan kondisi kandang.
“Selama ini, bagian depan kandang saja yang sejuk. Sedangkan bagian belakang panas, dan banyak peternak tidak mengetahuinya dikarenakan pada area tersebut tidak dilengkapi sensor yang digunakan untuk mengukur kondisi kandang dan dapat dipantau secara online dengan memanfaatkan peran dari IoT,” jelasnya.
Untuk dapat digunakan secara luas oleh industri peternakan di Indonesia, Jati mengungkapkan BroilerX diciptakan menggunakan berbagai komponen yang murah dan berkualitas. Teknologi tersebut diharapkan dapat diaplikasikan tanpa harus menguras modal peternak. “Karena alat buatan luar negeri bisa mencapai Rp28 juta,” jelasnya.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Ali Agus mengapresiasi usaha tim BroilerX untuk mewujudkan smart farming di kandang closed house.
Ali bahkan memberikan dukungan lebih atas upaya memudahkan petani peternak untuk dapat mengikuti ternak hour by hour, dimana kondisi kandang mulai dari temperatur, kelembapan, hingga kadar amonia dapat diawasi.
“BroilerX memudahkan para user menjadi peternak yang benar-benar modern yang dapat mengontrol kandang dari jauh,” ujarnya.