Bisnis.com, YOGYAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai risiko bencana akibat munculnya cuaca ekstrem saat masa pancaroba.
Pasalnya, pada periode September ini sudah mulai terjadi peralihan dari kemarau ke musim penghujan.
Kepala Stasiun Klimatologi, BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas mengatakan potensi cuaca ekstrem yang terjadi adalah hujan deras dengan disertai petir.
Selain itu, potensi angin kencang juga harus diwaspadai karena bisa terjadi kapan saja.
“Untuk potensi merata di seluruh DIY. Kami berharap pemerintah kabupaten dan kota bisa sigap dengan melakukan antisipasi sejak awal,” katanya dikutip dari Harianjogja, Minggu (26/9/2021).
Baca Juga
Reni menjelaskan, berdasarkan hasil pengamatan, musim hujan diprediksi mulai pada Oktober mendatang. Adapun puncaknya diperkirakan terjadi pada Januari 2022 mendatang.
“Potensi La Nina terus kami pantau dan setidaknya dilakukan setiap tiga bulan. Untuk antisipasi bencana, kami mengimbau masyarakat terus memantau perkembangan cuaca terkini dan BMKG terus menginformasikan ke masyarakat terkait dengan perkembangan terkini masalah cuaca,” katanya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, untuk antisipasi bencana di masa pancaroba ini akan dilakukan koordinasi dengan kapanewon.
Sebab, ada beberapa potensi bencana, salah satunya angin kencang yang tingkat kerawanannya merata di seluruh Gunungkidul.
“Kami akan bersurat dengan seluruh panewu, karena saat pancaroba angin kencang perlu diantisipasi,” kata Edy.
Selain koordinasi dengan ihak terkait, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk dapat memangkas dahan dan ranting yang rindang di sekitar rumahnya.
Hal itu perlu dilakukan agar dapat menghindari potensi pohon tumbang.