Bisnis.com, SOLO - Aktivitas erupsi Gunung Merapi kembali terpantau meningkat pada Kamis (21/10/2021).
Dalam 12 jam pengamatan, terjadi setidaknya 18 kali guguran lava. Jumlah guguran ini merupakan salah satu yang terbanyak dalam sepekan terakhir.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, mengatakan sebanyak 18 guguran terjadi antara pukul 00.00 WIB-12.00 WIB.
“Dengan jarak luncur maksimal 2 km ke arah barat daya,” ujarnya dilansir dari Harian Jogja.
Guguran lava terjadi dengan rincian 12 kali antara pukul 00.00 WIB-06.00 WIB dan enam kali antara pukul 06.00 WIB-12.00 WIB. Dalam periode pengamatan tersebut, terjadi 130 gempa guguran, empat gempa hembusan dan tujuh gempa fase banyak.
Baca Juga
Asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 75-200 meter di atas puncak kawah.
“Cuaca di sekitar Gunung Merapi cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah barat,” katanya.
Aktivitas cukup tinggi dalam sepekan terakhir juga terjadi pada Senin (18/10/2021), dengan jumlah guguran lava sebanyak 20 kali dengan jarak luncur maksimal 2 km ke arah barat daya.
Kemudian pada Selasa (19/10/2021), terjadi dua guguran awan panas dengan jarak luncur 2,4 km dan 2,5 km ke arah barat daya.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal 3 km ke arah sungai Woro dan sejauh 5 km ke arah sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Adapun lontaran material vulkanik bila terjadi erupsi eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Dengan tingkat aktivitas ini, status Gunung Merapi masih Siaga.