Bisnis.com, YOGYAKARTA – Pandemi Covid-19 memberikan pukulan berat bagi sektor pariwisata di DI Yogyakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan September 2021, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Berbintang di wilayah tersebut hanya di angka 41,13 persen. Meskipun tumbuh 20,22 poin (m-to-m), angka tersebut masih jauh dibawah kondisi sebelum pandemi Covid-19. Dimana pada 2019 lalu, TPK Hotel Berbintang di DI Yogyakarta bisa menyentuh angka 58,91 persen.
Tri Saktiyana, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah DI Yogyakarta, menyebut bahwa lesunya kinerja sektor pariwisata tersebut ikut memberikan imbas pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“UKM-UKM kita itu keterkaitannya dengan dunia pendidikan dan pariwisata itu sangat erat. Pusat pertumbuhan perekonomian di DI Yogyakarta ini sebagian besar tumbuh di sekitar kampus-kampus dan di sekitar objek-objek wisata,” jelasnya pada Senin (22/11/2021).
Dalam diskusi Geber UKM Naik Kelas yang diselenggarakan secara virtual oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi DI Yogyakarta, Tri menegaskan bahwa penanganan pandemi Covid-19 akan sangat berpengaruh bagi geliat perekonomian di wilayah tersebut. Termasuk pada sektor pariwisata dan UMKM.
“Tahun 2021 ini [perekonomian di DI Yogyakarta] sudah mulai berputar. Triwulan I/2021 itu sudah tumbuh positif 5 persen lebih. Triwulan II/2021 tumbuh 11 persen lebih. Sampai bulan Juni itu tumbuh 11 persen lebih. Juli-Agustus, ini ada ‘teman’ kita yang namanya [Covid-19 varian] Delta. Dari 11 persen ternyata [pertumbuhan ekonomi] drop meskipun masih positif di angka 2,3 persen. Jadi intinya, antara pertumbuhan ekonomi dengan derajat kesehatan itu saling terkait. Ketika kesehatannya baik, ekonominya baik,” jelas Tri.
Baca Juga
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi DI Yogyakarta, Singgih Raharjo, mengkonfirmasi keterkaitan antara penanganan pandemi dengan geliat perekonomian masyarakat khususnya di sektor pariwisata.
“Ini di PPKM Level 3 dan 2 ini, [geliat pariwisata] sudah mulai merangkak naik lagi. Kepercayaan masyarakat kepada Jogja sudah mulai tumbuh. Dan tentunya ini akan disambut baik oleh UMKM juga. Ini ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa terpisahkan, karena dimana ada pariwisata pasti di sana ada UMKM,” ucapnya.
Meskipun demikian, Nuryadi, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DI Yogyakarta, mengingatkan risiko peningkatan kasus Covid-19 seiring dengan pemulihan sektor pariwisata. Menurut Nuryadi, pemerintah perlu berhati-hati agar momentum pemulihan tersebut tidak menjadi bumerang.
“Kesejahteraan tetap jadi pokok kita. Kalau sekarang sudah terjadi geliat, pasti kita tidak boleh mengesampingkan kesehatan,” jelas Nuryadi.