Bisnis.com, JOGJA - Destinasi wisata tidak hanya menyangkut potensi alam, karya-karya di museum, maupun desa wisata. Fasilitas umum seperti bandara di Kulonprogo, Yogyakarta International Airport (YIA) juga bisa menjadi alternatif untuk berwisata.
Hal tersebut disampaikan PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney sebagai induk dari Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung.
“Keunggulan YIA menjadikan motivasi untuk bandara-bandara lainnya untuk memberikan pelayanan dengan lebih baik dan melakukan upgrade experience sehingga ke depannya bandara tidak hanya sekedar tempat datang dan berangkat penumpang saja, namun dapat juga menjadi alternatif destinasi wisata,” ujar Direktur Utama InJourney Dony Oskaria, dikutip dari akun Instagram InJourney @injourney.id, Rabu (3/2/2022).
Dony menambahkan bahwa YIA merupakan bandara terbaik di Indonesia. Tidak hanya fasilitas dan desain interior yang unggul, namun YIA mampu memberikan experience lain kepada pengguna jasa.
Dengan demikian YIA sebagai bandara tidak hanya untuk bepergian naik pesawat namun sebagai pusat atraksi dan destinasi bagi masyarakat secara umum.
Selain dilengkapi fasilitas modern, YIA juga memiliki identitas budaya berupa instalasi karya seni serta ornamen dan desain interior khas Jawa.
Baca Juga
Bandara YIA menyuguhkan instalasi seni yang sangat menarik dan ikonik seperti Lawang Papat, Tamansari, Patung Bedhaya Kinjeng Wesi, dan sebagainya.
Hal yang tak kalah menarik adalah Galeri UMKM Pasar Kotagede yang berada di area keberangkatan YIA. Dengan luas 1.513 meter persegi, galeri UMKM ini dapat merangkul hingga 600 UMKM. Galeri UMKM ini juga merupakan area khusus UMKM terbesar di bandara Indonesia.
Spot-spot di YIA sangat instagramable, cocok bagi calon penumpang yang suka berfoto-foto dan aktif di media sosial.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa nantinya bandara sendiri bukan lagi sekadar bandara, namun merupakan aerocity yang juga menjadi sebuah gaya hidup tujuan di mana turunannya juga itu ada yang namanya makanan, lifestyle dan sebagainya.
Erick Thohir sendiri membentuk holding BUMN Pariwisata dan Pendukung tidak lain karena ingin memfokuskan bagaimana kesempatan untuk membangun dan menciptakan potensi pariwisata domestik, di mana potensinya selama ini masih sangat besar tetapi kurang terintegrasi.
Kementerian BUMN mencoba mengintegrasikan semua, baik dari infrastrukturnya dan juga tentu daripada softwarenya, artinya kegiatan-kegiatan di dalamnya.