Bisnis.com, YOGYAKARTA – Masyarakat di wilayah DI Yogyakarta mesti waspada. Pasalnya, hingga esok hari, hujan dengan intensitas cukup deras diprediksikan akan terjadi di beberapa titik.
“Prakiraan dasarian III Februari 2022, [curah hujan] diprakirakan pada kondisi menengah pada kisaran 50-100 mm. Untuk sifat hujannya di bawah normal hingga atas normal. Untuk prakiraan [dasarian] I Maret 2022, tetap pada kategori menengah hanya saja curah hujannya antara 50-150 mm, sifatnya menengah,” jelas Intan Wilujeng, Prakirawan Iklim Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Iklim (Staklim) Sleman, Senin (21/2/2022).
Intan menjelaskan bahwa secara umum, hampir seluruh wilayah di Indonesia masih mengalami musim angin baratan. BMKG memperkirakan, kondisi tersebut bakal terus terjadi hingga bulan April-Mei dan diikuti oleh angin monsun Australia.
“Indeks ENSO pada saat ini berada di nilai -0,76 yang mengindikasikan ENSO pada saat ini berada pada kategori La Nina lemah, dan BMKG sendiri memperkirakan ENSO ini akan netral pada bulan Februari, Maret, dan April,” jelas Intan.
Selain beberapa faktor tadi, fenomena Madden Julian Oscillation (MGO) juga bakal mempengaruhi curah hujan yang turun di wilayah DI Yogyakarta. Intan menjelaskan bahwa pada periode MGO, hujan yang terjadi akan lebih lebat dari biasanya.
“MGO saat ini diprakirakan akan aktif di wilayah Indonesia dan pada periode tanggal 23-27 Februari, pulau Jawa ini akan dipengaruhi oleh aktivitas MGO ini. Pada periode 28 Februari-4 Maret, pengaruhnya akan semakin melemah,” jelas Intan.
Baca Juga
Prakirawan Cuaca BMKG Yogyakarta International Airport, Bhakti Wira Kusuma, menjelaskan bahwa secara umum curah hujan di DI Yogyakarta telah mengalami penurunan yang signifikan. Hal tersebut disebabkan oleh menurunnya aktivitas siklonik di perairan selatan Jawa yang mengurangi pertumbuhan awan.
Meskipun demikian, Bhakti mengimbau masyarakat khususnya nelayan untuk berhati-hati pada perubahan cuaca yang terjadi dengan cepat. “Karena awan itu bisa saja terbentuk di laut juga. Terutama seringnya terjadi pada sore dan malam hari, karena pemanasan di laut itu lebih lambat dibanding daratan,” jelasnya.
Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi bagi wilayah perairan selatan Pulau Jawa hingga Pulau Sumba. Peringatan tersebut dikeluarkan pada 20 Februari lalu hingga 22 Februari nanti. Dalam peringatan tersebut, disampaikan bahwa gelombang setinggi 1,25 – 2,5 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Jawa.