Bisnis.com, JAKARTA - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi tuan rumah gelaran Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XIII pada tahun ini.
Event nasional 3 tahunan ini seharusnya digelar pada tahun lalu tetapi harus diundur karena kondisi pandemi masih tidak kondusif.
Kepastian ini diumumkan setelah Lembaga Pengembangan Pesparawi nasional (LPPN) bersama Dirjen Bimas Kristen Jannus Pangaribuan melakukan audiensi kepada Wagub DIY, KGPAA Paku Alam X, beberapa hari lalu di Ndalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.
Sri Paduka menerima rombongan tersebut dengan didampingi Kepala Kanwil DIY Kemenag RI Masmin Afif, dan Kepala Biro Bina Mental SPiritual Setda DIY, Djarot Margiantoro.
Dalam pertemuan tersebut, Sri Paduka mengatakan, di tengah gelombang ketiga Covid-19 yang sedang melanda ini, pilihan untuk menyelenggarakan Pesparawi XIII ini menjadi dilematis.
Menurutnya, di satu sisi, event yang sudah mundur ini memang harus segera dilaksanakan, mengingat event ini juga mempengaruhi program-program Kemenag RI selanjutnya. Namun, Sri Paduka juga tidak ingin nantinya Covid-19 semakin merebak di DIY.
“Event ini kalaupun tetap diselenggarakan, saya mau ada antisipasi terhadap lonjakan kasus dengan sebaik-baiknya. Dari jumah peserta, penggunaan teknologi, pemanfaatan tempat-tempat lain untuk isoter. Karena untuk isoter, melayani masyarakat DIY saja sudah penuh, apalagi dari luar dengan jumlah 15 ribu orang. Tentu berat,” katanya melalui keterangan resmi, Sabtu (5/3/2022).
Sri Paduka menegaskan, penyelenggaraan Pesparawi XIII ini nantinya harus dipastikan dengan baik, sesuai dengan prosedur penyelenggaraan acara pada masa pandemi. Karena bagaimanapun, mengumpulkan banyak orang pada saat ini tidak bisa sembarangan. Harus ada langkah antisipasi yang matang.
Lebih lanjut, Masmin Afif mengungkapkan, ada beberapa catatan penting pada penyelenggaraan Pesparawi XIII yang akan diselenggarakan pada 19-26 Juni 2022.
Pertama, event ini akan tetap diselenggarakan mengingat belum ada kepastian kapan pandemi berakhir.
Kedua, akan dilakukan penyesuaian dan pertimbangan jumlah peserta yang akan hadir yakni jumlah awal peserta yang diperkirakan mencapai 15.000 peserta, dipangkas menjadi 6.000 peserta saja.
“Dari jumlah ini tadi Pak Wagub minta dipertimbangkan lagi untuk bisa dikurangi. Ini karena melihat suasana saat ini yang sedang ada pada gelombang ketiga. Agar mengurangi kerumunan,” kata Afif.
Selain itu, penyelenggaraan kegiatan akan digelar di beberapa venue berbeda sebagai langkah meminimalisir penyebaran Covid–19 dan mengkondusifkan suasana.
"Tentu disiplin prokes juga menjadi catatan penting bagi penyelenggara dan peserta," imbuhnya.
Sementara itu, Djarot Margiantoro mengatakan bahwa persiapan gelaran paduan suara tingkat nasional itu sudah mulai berjalan saat ini.
Menurutnya, kepanitiaan nanti akan diperkuat oleh seluruh OPD di DIY, termasuk akan menggandeng mahasiswa-mahasiswa daerah yang ada di DIY yang memiliki asrama yang akan dimanfaatkan untuk mendukung operasional kegiatan.
“Kita ambil langkah ini untuk memaksimalkan potensi DIY dan mengurangi keterlibatan pihak luar, ini akan mengurangi resiko paparan Covid–19 juga,” kata Djarot.
Selain itu, kata Djarot, event ini akan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan pekerjaan. "Kita manfaatkan teknologi melalui database ID card yang isinya berbagai macam informasi yang jelas. Kala rencana awal tanpa ada kejadian luar biasa ini, seluruh rencana kita pastikan sudah ideal,” tuturnya.
Djarot berharap, event ini bisa menjadi percontohan penyelenggaraan event skala besar dengan protokol kesehatan yang ketat.