Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Manufaktur di Jawa Tengah Mulai Lakukan Ekspansi

Sejumlah tenant di KIW mulai menambah luasan pabrik. Sementara pabrik siap pakai dan fasilitas pergudangan yang ditawarkan juga kian laris manis diburu investor.
Ilustrasi. Salah satu bangunan pabrik siap pakai (BPSP) milik PT KIW./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Ilustrasi. Salah satu bangunan pabrik siap pakai (BPSP) milik PT KIW./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG – Isu minggatnya investor sektor manufaktur Jepang dari Asia Tenggara akibat pelemahan Yen tak berdampak banyak bagi perkembangan pasar kawasan industri di Jawa Tengah.

Ahmad Fauzie Nur, Presiden Direktur PT Kawasan Industri Wijayakusuma, menyebut antusiasme investor baik dari dalam maupun luar negeri masih terpantau positif. Sejumlah tenant di Kawasan Industri Wijayakusuma kini tengah meningkatkan luasan serta kapasitas produksinya.

“Saya pikir ini suatu hal yang positif karena pasar sudah kembali bergairah, meningkat kembali, mulai dari sisi produksinya juga permintaan market,” jelasnya kepada Bisnis dikutip Jumat (20/5/2022).

Fauzie menjelaskan perluasan serta peningkatan kapasitas produksi tersebut dilakukan lantaran permintaan ekspor luar negeri sudah mulai pulih kembali. Meskipun belum sepenuhnya kembali ke kondisi sebelum pandemi, namun kondisi tersebut sudah jauh lebih baik.

Hal yang sama juga sempat dikonfirmasi oleh Frans Kongi, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Jawa tengah. Menurutnya, pemulihan permintaan ekspor sudah mulai dirasakan pelaku industri  manufaktur di Jawa Tengah, khususnya pada sektor garmen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat pada bulan Maret 2022 lalu nilai ekspor di wilayah tersebut telah menyentuh angka US$ 1.181,81 juta. Jika dibandingkan pada bulan Februari 2022, angkanya mengalami kenaikan hingga 25,97 persen. Hal yang sama juga terjadi secara year-on-year, dimana nilai ekspor Jawa Tengah mengalami peningkatan 25,74 persen.

Secara umum, neraca perdagangan Jawa Tengah pada Maret 2022 mengalami surplus US$ 173,09 juta. Dilihat dari jenis komoditasnya, surplus terbesar terjadi pada komoditas non migas dengan surplus US$472,60 juta.

Pada perkembangan lain, membaiknya sentimen investor pada kawasan industri di Jawa Tengah juga berimbas pada peningkatan permintaan fasilitas gudang serta pabrik siap pakai. PT KIW sendiri telah memiliki anak perusahaan khusus untuk menangani usaha tersebut, yaitu PT Putra Wijayakusuma Sakti (PWS).

“Bangunan Pabrik Siap Pakai sudah banyak peminat dan ada tenant yang masuk. Demand warehouse di Semarang ini masih lumayan tinggi, maka kami menargetkan satu development setahun lah,” jelas Fauzie saat dihubungi melalui sambungan telepon.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper