Bisnis.com, SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) di Jawa Tengah pada bulan April 2022 menurun 1,64 persen dibandingkan Maret 2022 (month-to-month). Menurunnya NTP tersebut mengindikasikan terjadinya selisih antara biaya yang dikeluarkan petani dengan pendapatannya.
Berdasarkan catatan BPS, pada periode tersebut, Indeks Harga yang diterima petani mengalami penurunan 0,28 persen (month-to-month). Indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan hingga 1,39 persen (month-to-month).
Dilihat dari trennya, pada 2021, NTP di Jawa Tengah mengalami penurunan dan berada di bawah 100 poin pada bulan Maret hingga Juli. Artinya, biaya yang dikeluarkan petani untuk menjalankan usaha pertanian jauh lebih besar ketimbang harga jual yang diterima.
Untuk meningkatkan produktivitas petani Tanah Air, Kementerian Pertanian (Kementan) telah memberikan fasilitas program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di bidang pertanian. Menurut Sucihatiningsih Dian Wisika Prajanti Guru Besar Ekonomi Pertanian Universitas Negeri Semarang (Unnes), upaya tersebut patut diapresiasi. Pasalnya, pembiayaan dengan skema KUR itu bisa mengurangi beban petani di awal masa tanam.
"Pemerintah juga perlu mengurangi beban petani terhadap besaran biaya input pertanian dengan memberikan dukungan kepada petani berupa fasilitasi kepada perbankan atau lembaga penyalur KUR lainnya untuk mengakses KUR pertanian dan juga memastikan ketersediaan jaringan irigasi pertanian yang baik," jelas Sucihatiningsih pada Selasa (24/5/2022).
Dalam keterangan tertulisnya, Sucihatiningsih juga menjelaskan peran penyuluh pertanian. Pasalnya, masih ada petani yang belum mendapat informasi mengenai manfaat dan tata cara mengakses KUR pertanian itu. “Oleh karena itu, disini peran penyuluh pertanian sangat vital untuk membimbing para petani tentang tata cara memperoleh KUR pertanian," tambahnya.
Tak hanya melalui KUR, upaya peningkatan produktivitas pertanian juga bisa dilakukan petani dengan memanfaatkan pupuk organik. Menurut Sucihatiningsih, langkah tersebut dilakukan untuk menyiasati pembatasan pupuk subsidi. Pemanfaatan pupuk organik bisa dilakukan petani dengan mengolah limbah ternak.