Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemarau Basah Bikin Pertanaman Hortikultura Terganggu

Komoditas tanaman hortikultura yang sangat terdampak seperti tanaman cabai dan bawang merah.
Petani menunjukkan cabai merah yang terserang hama di persawahan Desa Setrokalangan, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). Menurut petani cuaca yang tidak menentu mengakibatkan cabai mudah terserang hama dan gampang rontok sehingga produksinya menurun dan menyebabkan harga naik menjadi Rp45.000 per kilogram ditingkat petani./Antara-Yusuf Nugroho.
Petani menunjukkan cabai merah yang terserang hama di persawahan Desa Setrokalangan, Kudus, Jawa Tengah, Selasa (7/6/2022). Menurut petani cuaca yang tidak menentu mengakibatkan cabai mudah terserang hama dan gampang rontok sehingga produksinya menurun dan menyebabkan harga naik menjadi Rp45.000 per kilogram ditingkat petani./Antara-Yusuf Nugroho.

Bisnis.com, KUDUS - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mencatat sejumlah petani yang menanam komoditas tanaman hortikultura gagal panen akibat serangan virus dan jamur sebagai dampak dari cuaca kemarau basah yang terjadi saat ini.

"Musim kemarau basah dengan intensitas hujan yang masih tinggi memang rentan terjadinya serangan jamur dan virus, khususnya untuk tanaman hortikultura bisa mengakibatkan tanaman tidak produktif. Sedangkan tanaman padi memang ada serangan hama serupa namun masih bisa diantisipasi," kata Kasi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus Arin Nikmah di Kudus, Jumat (10/6/2022).

Komoditas tanaman hortikultura yang sangat terdampak seperti tanaman cabai dan bawang merah.

Luas tanaman cabai di Kabupaten Kudus setiap tahunnya bisa mencapai 350-an hektare yang tersebar di Desa Kesambi (Kecamatan Mejobo) dan Setrokalangan (Kecamatan Kaliwungu). Sedangkan komoditas bawang merah memiliki luas tanam hingga 60-an hektare yang tersebar di Kecamatan Undaan, Mejobo dan Jati.

Sementara masa panen dari kedua komoditas tersebut, untuk bawang merah seharusnya pada bulan Mei dan Juni 2022, namun sebagian ada yang gagal panen. Bahkan ada yang terpaksa dibongkar diganti komoditas lainnya, seperti tomat dan terong. Sedangkan cabai panennya antara bulan Juni-Juli 2022.

"Pertimbangan petani membongkar tanaman bawang merahnya, untuk optimalisasi lahan karena jika tidak dimanfaatkan tentu rugi karena musim tanam berikutnya akan ditanami komoditas lainnya," ujarnya.

Ia memperkirakan akibat cuaca kemarau basah ini, produktivitas tanaman bawang merah maupun cabai berkurang hingga 31 persen, dibandingkan musim tanam tahun sebelumnya. Sedangkan komoditas tanaman padi cenderung bisa bertahan dari serangan virus dan jamur karena suplai airnya yang terjaga.

"Pendataan lahan yang gagal panen hingga kini masih berlangsung, namun dari informasi para petani bawang merah maupun cabai banyak yang gagal panen," ujarnya.

Untuk mengatasi permasalahan virus dan jamur tersebut, petani harus rutin memantau perkembangan tanaman bawang maupun cabai guna mendeteksi ada tidaknya serangan virus maupun jamur untuk dilakukan penanganan segera sebelum menyebar luas.

Selain itu, kata dia, petani memang harus mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli obat-obatan, sehingga harga jual komoditas cabai maupun bawang merah di pasaran sangat mahal karena biaya operasionalnya juga besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper