Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom INDEF Ingatkan Ancaman Disrupsi Kebutuhan Tenaga Kerja di Jateng

Pada Februari lalu, BPS mencatat TPT di Jawa Tengah mengalami penurunan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani. Bisnis-Arief Hermawan P
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani. Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, SEMARANG - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani mengingatkan ancaman perkembangan teknologi bagi dunia usaha. Menurutnya, perkembangan teknologi informasi bakal merubah banyak aspek dalam usaha, salah satunya pada metode transaksi.

"Perubahan teknologi ini yang menjadi masalah adalah akan ada ratusan pekerjaan yang hilang tapi ada pekerjaan baru yang muncul. Yang sekarang terjadi adalah, terjadi gap. Perusahaan butuh banyak tenaga kerja, tetapi tenaga kerja yang ada itu tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan," jelas Aviliani dalam acara diskusi yang digelar di Kota Semarang, Rabu (3/8/2022).

Perkembangan teknologi yang disebut Aviliani sebagai megatrend memaksa dunia usaha untuk melakukan perubahan yang cepat. Proses adaptasi menjadi kunci untuk bisa mengatasi fenomena tersebut.

"Maka di Jawa Tengah perlu memperhatikan sejauh mana dunia usaha akan terkena dampaknya secara langsung dengan teknologi informasi, karena tidak cepat adaptasi," jelas Aviliani melalui sambungan telekonferensi.

Untuk menangani hal tersebut, salah satu upaya yang bisa diambil oleh pemerintah daerah adalah dengan melakukan link and match antara institusi pendidikan dengan dunia usaha.

"Daerah juga perlu, bahwa ke depan Jawa Tengah ini arahnya kemana. Sehingga tenaga kerja yang dibutuhkan itu kriterianya seperti apa. Supaya tidak terjadi gap yang besar antara kebutuhan dan yang tersedia," jelas Aviliani.

Peringatan tersebut menjadi relevan, mengingat Jawa Tengah masih memiliki persoalan tenaga kerja. Pada Februari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Tengah berada di angka 5,75 persen. Turun dibanding TPT pada periode Februari dan Agustus 2021 yang berada di posisi 5,96 persen dan 5,95 persen.

Namun demikian, angka 5,75 persen itu merupakan angka rata-rata provinsi. Dimana di tingkat kabupaten, TPT bisa berada di tingkat yang lebih tinggi. Sebut saja beberapa daerah di kawasan Jawa Tengah bagian barat seperti Cilacap, Tegal, dan Brebes. Pada 2021, TPT di tiga wilayah itu sudah lebih dari 9 persen.

Sebagai informasi, Jawa Tengah sendiri pada 2021 memiliki 18.963.993 orang angkatan kerja. Dari jumlah tersebut, 1.128.223 orang dilaporkan berstatus pengangguran terbuka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper