Bisnis.com, JAKARTA — Siti Atikoh tampak senang dan tersenyum lebar mengenalkan produk UMKM asal Jawa Tengah kepada pengunjung Pameran Kerajinan Nusantara Kriyanusa yang digelar di Hall A Balai Sidang Jakarta Convention Center.
Meskipun tidak memiliki banyak waktu luang, istri Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo itu tetap semangat mengenalkan Batik Lasem dan aksesoris dari UMKM Jawa Tengah kepada pengunjung.
"Mari, Bu, dibeli batiknya. Bagus lho ini," tutur Atikoh di saat mengenalkan batik UMKM Jawa Tengah ke pengunjung di Jakarta, Rabu (21/9).
Atikoh juga memperkenalkan hasil kriya khas Jawa Tengah melalui pakaian yang dikenakannya. Hari ini, ia mengenakan baju lengan panjang berbahan lurik dengan motif garis merah-putih yang dipadukan dengan bawahan kain berwarna merah dan kerudung abu-abu.
Ketua Deskranasda Jawa Tengah itu mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memang sedang fokus membimbing dan membantu para UMKM agar bisa berkembang dan dapat memasarkan beragam produk kerajinan maupun aksesoris di negara lain.
Sampai saat ini ada lebih dari 2.000 UMKM yang tergabung ke Deskranasda Jawa Tengah dan siap untuk dibina. Salah satu fasilitas yang diberikan untuk UMKM binaan adalah mengajak mereka mengikuti berbagai pameran, seperti Kriyanusa. Sebanyak delapan UMKM binaan diboyong ke Hall A Balai Sidang Jakarta Convention Center untuk memamerkan produknya di ajang Kriyanusa.
UMKM tersebut adalah Kenes Ayu Semarang, Defenta Kendal, D'Sultan Salatiga, Sem Silver Demak, Muria Batik Kudus, Dahlia Kudus, Batik Gunung Kendil Rembang dan Tenun Hoedas Jepara.
Menurut Atikoh, produk UMKM paling banyak dari Jawa Tengah didominasi oleh berbagai jenis batik, aksesoris dan tas. Semua produk yang ditampilkan didominasi untuk perempuan, namun jika ada pria yang tertarik dengan produk UMKM itu juga bisa memesan langsung kepada UMKM yang hadir di acara tersebut.
"Memang untuk saat ini yang paling banyak kami tampilkan adalah untuk perempuan ya. Tapi produk untuk laki-laki juga tersedia," katanya.
Dia juga memastikan bahwa seluruh UMKM yang membuat batik, sudah mulai berinovasi agar batik tersebut tidak hanya digunakan oleh orang tua saja, tetapi juga bisa digunakan oleh generasi milenial. Menurutnya, batik untuk generasi milenial memang berbeda. Pasalnya, pengrajin batik harus berani main warna cerah, desain yang antimainstream dan bordir yang berbeda.
Atikoh mengakui bahwa sejak pandemi covid-19, banyak UMKM yang terdampak. Namun, hal itu dimanfaatkan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk pendampingan dan melatih UMKM agar bisa terus berinovasi.
"Memang kan dulu waktu pandemi itu semuanya terdampak ya termasuk UMKM. Makanya saat itu kita berikan pendampingan terus kepada UMKM," tuturnya.
Atikoh berharap acara Kriyanusa itu bisa menjadi motivasi masyarakat Jawa Tengah untuk dapat bergabung menjadi UMKM dan mendorong perekonomian masyarakat di wilayah Jawa Tengah.
"Harapan kami ini bisa menjadi motivasi ya untuk masyarakat dan UMKM Jawa Tengah. Kami akan terus mendorong UMKM," katanya.