Bisnis.com, BANYUMAS — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membuka Hetero Space di Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Ini adalah ruang kerja bersama ketiga yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Jateng, setelah sebelumnya diluncurkan di Semarang dan Surakarta.
Hetero Space Banyumas menempati bangunan eks Bakorwil III yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto, Purwokerto. Bangunan ini menempati lahan seluas 20.000 meter persegi, lebih luas dibandingkan dengan Hetero Space Semarang dan Surakarta.
Di tempat ini, tersedia ruangan untuk Komunal Area, Private Office, Meeting Room, Refreshing Room, Galeri UMKM, Studio, Front Desk, Team Space, dan Maker Space Packaging.
Tersedia pula lapangan basket dengan jam operasional setiap Senin—Jumat pada pukul 09.00 – 18.00 WIB. Selain itu, beberapa aktivasi program juga bisa dilakukan di luar waktu opersional seperti Sabtu dan Minggu.
Ganjar berharap agar keberadaan Hetero Space dengan segala fasilitasnya dapat memuncukkan ide dan gagasan kreatif dari pelaku usaha di daerah Banyumas raya.
"Hetero Space Banyumas ini luas sekali, bisa untuk workshop, pertunjukan bahkan bisa menginap di sini. Bahkan Bung Karno pernah tidur di sini," ujar Ganjar pada saat peresmian Hetero Space Banyumas, Jumat (16/12/2022).
Pembukaan Hetero Space Banyumas disambut antusias oleh para pelaku UMKM, pekerja kreatif, hingga usahawan digital di area Banyumas dan sekitarnya.
Eko Prasetyo, seorang usahawan digital dari Banyumas, mengaku sangat terbantu oleh program-program di Hetero Space. Pada September 2022 ia mengikuti Hetero Boot Camp di Hetero Space Semarang. Berbekal pengalaman tersebut, ia bersama tim Tegallearningcenter berhasil lolos seleksi 10 besar inovator terbaik versi Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“Kini ada Hetero Space di Banyumas, sehingga kami tidak perlu lagi menempuh jarak ratusan kilometer untuk mengembangkan bisnis digital di Hetero Space Semarang ataupun Surakarta,” ujarnya.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Banyu Dwisetyo, seorang pengusaha kue kering asal Patikraja Banyumas, juga menaruh harapan besar terhadap fasilitas yang diberi untuk UMKM di HeteroSpace. Selain bantuan alat, ia mengharapkan akan banyak ilmu yang diajarkan untuk usahawan kecil seperti dirinya.
Ia mengungkapkan, selama ini kendala UMKM adalah keterbatasan ruang gerak memasarkan produk. Salah satu yang menjadj penghambat adalah mutu kemasan dan tampilan yang seadanya.
"Kami senang sekali, karena memang belum ada fasilitas seperti ini di Banyumas. Di sini ada alat sealer, hitung berat otomatis dan bikin kemasan dari kaleng. Mudah-mudahan ada pelatihan, karena pengoperasiannya tidak bisa sembarangan. Nanti yang dapat pelatihan bisa tularkan ke yang lain," katanya.
Banu mengatakan, di Banyumas ada sekitar 5000 usahawan kecil seperti dirinya yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah Banyumas (Aspikmas).
Seniman Banyumas juga mengapresiasi pembukaan Hetero Space Banyumas. Rizki, seorang seniman grafiti, mengaku selama ini kesulitan menuangkan kreasi karena tidak mendapatkan ruang khusus untuk berkreasi.
"Senang karena bisa menuangkan ide di sini. Kalau selama ini kan di jalanan. Kalau bisa tiap minggu ada ajang buat kami kami bersyukur sekali," ujar Rizki yang tergabung dalam Bawor Street Art.
PELATIHAN
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jateng Ema Rachmawati, mengatakan bahwa Hetero Space Banyumas akan aktif membuka pelatihan dan menyelenggarakan acara untuk memeriahkan dunia kreatif dan memberikan ruang belajar bagi para pengusaha kecil.
"Di sini ada kafe, forum anak, alat packaging, ruang E-Sport, ada komik, robotik dan UKM yang dikelola oleh teman-teman UKM sendiri. Di sini sangat besar berbeda dengan yang di Surakarta dan Semarang jadi sangat potensial," jelasnya.
Menurut Ema, pengelolaan Hetero Space Banyumas mendapatkan dukungan dari sejumlah perusahaan BUMN dan BUMD.
Marketplace juga turut membantu menyediakan pelatihan foto produk UMKM dan memberikan pelatihan mengenai pengelolaan stok barang jualan bagi UMKM.
Hingga saat ini, Hetero Space di Jawa Tengah telah memberikan dampak kepada 500 komunitas. Selain itu sebanyak 100 perusahaan telah berkolaborasi. Adapun, UMKM yang mengikuti program sebanyak 15.000 UMKM, dan start up yang telah mengikuti program sejumlah 2.500.