Bisnis.com, SEMARANG - Dies Natalis menjadi momen bagi Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk berkontribusi dalam usaha peningkatan ketahanan pangan di Tanah Air. Ova Emilia, Rektor UGM, menyebut ada beberapa persoalan penting yang dihadapi Indonesia. Salah satunya adalah dilema antara pemenuhan kebutuhan pangan dengan ketercukupan lahan.
"Hal ini bisa kita lihat dengan semakin menipisnya lahan produktif. Jadi datanya dari 100.000 hektare (ha) pertanian, telah berubah fungsi jadi lahan non produktif. Diprediksi, pada tahun 2056, lahan di Indonesia akan semakin habis," jelas Ova dalam acara pembukaan Dies Natalis UGM ke-73 di DI Yogyakarta pada Jumat (23/9/2022).
Ova menambahkan, pemerintah perlu mengeluarkan kebijakan yang komprehensif untuk bisa menyelesaikan problem tersebut. "Kita mendapat kecukupan pangan, tapi alam juga bisa kita rawat dengan baik," ucapnya.
Pemerintah sendiri, melalui Perpres No.66/2021, memberikan mandat khusus kepada Badan Pangan Nasional untuk menjalankan tugas pemerintahan dalam bidang pangan. Ada tiga kedeputian yang dibawahi Badan Pangan Nasional, yaitu Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Kerawanan Pangan dan Gizi, serta Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan.
Namun demikian, untuk menjalankan fungsinya, Badan Pangan Nasional itu tak bisa berdiri sendiri. Kolaborasi antar stakeholder pun dilakukan. Termasuk kolaborasi pentahelix dengan Academics, Business, Government, Community, dan Media (ABGCM).
Kerja sama antara UGM dengan Badan Pangan Nasional menjadi salah satu kontribusi nyata yang dilakukan perguruan tinggi negeri tersebut dalam isu ketahanan pangan. Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional, mengapresiasi langkah UGM untuk bisa berkolaborasi dalam mewujudkan ketahanan pangan serta mengampanyekan keberagaman sumber pangan di lingkungan akademis.
Kerja sama tersebut terangkai dalam Gerakan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA) Goes to Campus. Sebagai informasi, kerja sama tersebut jadi yang pertama kali dilakukan antara Badan Pangan Nasional dengan pihak perguruan tinggi di Indonesia.
"Gerakan ini bukan hanya slogan, tapi merupakan lifestyle baru yang keren. Gerakan B2SA akan mencakup kegiatan pengembangan menu, kampanye, promosi dan edukasi, Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Center of Excellence, kajian risiko, serta peningkatan sumber daya manusia bidang pengamanan pangan," jelas Arief.