Bisnis.com, SEMARANG — Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Kota Semarang menjadi solusi untuk mengelola sampah sekaligus menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan energi.
Dalam dokumen perencanaan proyek PLTSa Kota Semarang yang bakal berlokasi di Kelurahan Jatibarang, Kecamatan Mijen, ditargetkan sebanyak 1.000 ton sampah bisa diolah setiap hari. Fasilitas dengan nilai investasi mencapai US$ 140 juta itu ditargetkan bisa menghasilkan energi listrik sebesar 17-19 MW. Adapun periode konsesinya mencapai 20 tahun dengan tambahan waktu 3 tahun untuk proses konstruksi.
Lahan seluas 9,52 hektare bakal disiapkan sebagai lokasi penampungan sampah yang nantinya ditutupi geo membran. Sementara itu, 5,8 hektare lahan bakal difungsikan sebagai lokasi pembangkit listrik. Adapun lokasi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) konvensional hanya disisakan seluas 2,68 hektare di lokasi lama,dan 1,50 hektare di lokasi baru PLTSa Jatibarang.
Kepala Program Studi Magister Energi Universitas Diponegoro, Jaka Windarta mengapresiasi pengembangan PLTSa di Kota Semarang. Jaka menyebut, proyek PLTSa itu akan sangat cocok dengan Kota Semarang.
“Dengan satu kali pembangunan, ada dua masalah besar perkotaan yang bisa diselesaikan, yakni penyediaan energi sekaligus pengelolaan sampah,” ujarnya kepada Bisnis.
Jaka menjelaskan, ada dua jenis teknologi PLTSa yang biasa dimanfaatkan. Yang pertama adalah sistem pembakaran dengan incinerator. Kedua, menggunakan teknologi gasifikasi dengan mengumpulkan sampah dan disimpan sampai menghasilkan gas metan. Dengan cara tersebut, boiler atau mesin generator listrik akan digerakan oleh pembakaran gas. Sehingga, emisi karbon yang dihasilkan bisa lebih rendah.
"PLTSa di Kota Semarang menggunakan teknologi gasifikasi. Emisinya tidak sebesar incenerator, namun memang untuk pengurangan sampahnya tidak cepat. Dibutuhkan waktu beberapa saat untuk mendiamkan sampah. Waktunya tergantung pada kondisi sampah," jelas Jaka.
PLTSa Kota Semarang merupakan salah satu proyek investasi di bidang energi baru terbarukan (EBT) yang dinilai potensial dikembangkan di Jateng.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Rahmat Dwi Saputra mengatakan bahwa potensi investasi di bidang EBT di Jateng di antaranya adalah waste to energy di Kota Semarang, Pembangkit Listrik Tenaga Minihydro di Kabupaten Banyumas, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di beberapa wilayah.