Bisnis.com, SEMARANG — Kabupaten Banyumas menawarkan peluang investasi di bidang energi baru terbarukan dari Pembangkit Lisrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).
Saat ini, ada satu lokasi PLTMH yang sudah beroperasi di wilayah tersebut, yakitu Logawa 1 Minihydro Powerplant yang dikelola oleh PT Sumara Energi sebagai anak usaha Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Banyumas Investama Jaya (BIJ).
PLTMH Logawa 1 memiliki dua generator yang masing-masing mampu menghasilkan listrik sebesar 1500 KW. Pembangkit listrik berbasis EBT itu sudah beroperasi sejak 2017 lalu dengan nilai investasi hingga US$3,1 juta.
Berbekal keberhasilan tersebut, Pemerintah Kabupaten Banyumas telah memiliki tiga proyek PLTMH anyar yang siap ditawarkan ke investor, yaitu PLTMH Logawa 2, Logawa 3, serta PLTMH Banjaran. Masing-masing proyek itu menawarkan payback period pada tahun keempat hingga kelima. Adapun nilai investasinya berkisar di angka US$2,1 juta-3,1 juta.
Secara perizinan, proyek-proyek PLTMH itu sudah mengantongi izin resmi. Mulai pengadaan lahan, izin HO, IMB, serta kajian usaha sudah dilakukan oleh BIJ. Namun demikian, proyek tersebut hingga kini terkendala Power Purchase Agreement (PPA) dari PT PLN.
Aditya S Pramono, Direktur BIJ, berharap agar PLN bisa segera mengeluarkan PPA tersebut. "Kendala kami adalah kesulitan mendapat PPA. Satu-satunya yang bisa menjalankan itu kan PLN. Karena kami tidak bisa jual ke pihak ketiga," ujarnya saat ditemui oleh tim Jelajah Investasi Jateng.
Aditya menyayangkan sikap PLN yang dirasa kurang berpihak pada proyek-proyek berbasis EBT. Proyek PLTMH anyar yang ditawarkan itu pun kini mandek, bukan karena tidak menguntungkan secara ekonomis. Namun, investor memilih mundur teratur sembari menunggu kejelasan pembelian daya dari PLN.
"Secara prinsip, harapan kami PLN bisa memberikan kebijaksanaan yang berbeda terhadap EBT ini. Karena energi ini kan energi yang punya harapan besar buat anak cucu kita ke depan," ucap Aditya.