Bisnis.com, SEMARANG - Jawa Tengah masih menyimpan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang melimpah. Dengan paparan matahari yang merata, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) jadi salah satu penerapan EBT yang menjanjikan.
Sementara ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengampanyekan PLTS atap di kantor pemerintahan, sekolah, hingga pondok pesantren untuk meningkatan bauran EBT dari tenaga surya. Namun demikian, Rahmat Dwi Saputra, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan bahwa masih ada satu peluang pemanfaatan tenaga surya yang mesti mendapat perhatian pemerintah, yaitu PLTS Terapung.
"Jawa Tengah memiliki potensi teknis PLTS Terapung sebesar 727,25 Mega Wattpeak (MWp) dari 42 waduk buatan di Jawa Tengah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 92,3 persen disumbangkan oleh potensi teknis 11 waduk besar," jelas Rahmat, dikutip Selasa (4/10/2022).
Kepada Bisnis, Rahmat menjelaskan bahwa 11 waduk besar di Jawa Tengah mampu menyumbang 671,85 MWp. Sementara itu, masih ada 24 waduk sedang dan 7 waduk kecil dengan potensi masing-masing sebesar 53,25 MWp dan 2,14 MWp.
Pengembangan PLTS Terapung juga sudah lebih dulu dimulai di beberapa daerah di Indonesia. Misalnya di PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat, yang berlokasi di Purwakarta. Rahmat menyebut di lokasi tersebut pemanfaatan PLTS Terapung diinisiasi oleh PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dengan Perusahaan EBT asal Uni Emirat Arab. Adapu proyek tersebut direncanakan bakal beroperasi pada 2023 mendatang.
"Dari sisi efisiensi, harga listrik yang dihasilkan dari PLTS relatif lebih murah. Perizinan pembangunan relatif lebih sederhana karena tidak memerlukan izin pembebasan lahan. Dari sisi potensi, PLTS memiliki kapasitas listrik untuk dikembangkan yang cukup besar," jelas Rahmat.
Rahmat menambahkan bahwa diperlukan dukungan banyak pihak untuk bisa meningkatkan bauran EBT, termasuk pemanfaatan PLTS. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam hal ini bisa mendukung target bauran tersebut dengan memfasilitasi usulan pembangunan EBT melalui APBN, Kementerian ESDM, ataupun melanjutkan kerja sama dan kampanye yang selama ini sudah terjalin dengan IESR.
Sementara ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengampanyekan PLTS atap di kantor pemerintahan, sekolah, hingga pondok pesantren untuk meningkatan bauran EBT dari tenaga surya. Namun demikian, Rahmat Dwi Saputra, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Jawa Tengah, menjelaskan bahwa masih ada satu peluang pemanfaatan tenaga surya yang mesti mendapat perhatian pemerintah, yaitu PLTS Terapung.
"Jawa Tengah memiliki potensi teknis PLTS Terapung sebesar 727,25 Mega Wattpeak (MWp) dari 42 waduk buatan di Jawa Tengah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 92,3 persen disumbangkan oleh potensi teknis 11 waduk besar," jelas Rahmat, dikutip Selasa (4/10/2022).
Kepada Bisnis, Rahmat menjelaskan bahwa 11 waduk besar di Jawa Tengah mampu menyumbang 671,85 MWp. Sementara itu, masih ada 24 waduk sedang dan 7 waduk kecil dengan potensi masing-masing sebesar 53,25 MWp dan 2,14 MWp.
Pengembangan PLTS Terapung juga sudah lebih dulu dimulai di beberapa daerah di Indonesia. Misalnya di PLTS Terapung Cirata, Jawa Barat, yang berlokasi di Purwakarta. Rahmat menyebut di lokasi tersebut pemanfaatan PLTS Terapung diinisiasi oleh PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) dengan Perusahaan EBT asal Uni Emirat Arab. Adapu proyek tersebut direncanakan bakal beroperasi pada 2023 mendatang.
"Dari sisi efisiensi, harga listrik yang dihasilkan dari PLTS relatif lebih murah. Perizinan pembangunan relatif lebih sederhana karena tidak memerlukan izin pembebasan lahan. Dari sisi potensi, PLTS memiliki kapasitas listrik untuk dikembangkan yang cukup besar," jelas Rahmat.
Rahmat menambahkan bahwa diperlukan dukungan banyak pihak untuk bisa meningkatkan bauran EBT, termasuk pemanfaatan PLTS. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam hal ini bisa mendukung target bauran tersebut dengan memfasilitasi usulan pembangunan EBT melalui APBN, Kementerian ESDM, ataupun melanjutkan kerja sama dan kampanye yang selama ini sudah terjalin dengan IESR.