Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Pangan Diperkirakan Perparah Inflasi Jateng

Ekonom Undip menilai kenaikan dan kelangkaan pangan bakal mengerek angka inflasi secara jangka panjang.
Petani merontokan padi di Sindarasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (13/6/2022). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Petani merontokan padi di Sindarasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Senin (13/6/2022). ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

Bisnis.com, SEMARANG - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip), FX Sugiyanto, memperkirakan inflasi di Jawa Tengah bakal terus berlanjut apabila ketersediaan dan stabilitas harga pangan tidak terjaga dengan baik.

"Kemarin itu komponen [penyumbang inflasi] yang terbesar memang transportasi. Misalnya terjadi krisis pangan, ini terutama kalau ada kekurangan, itu pasti pengaruhnya jangka panjang. Besar juga karena komponen kontribusi inflasi pangan itu paling besar di Jawa Tengah," jelas Sugiyanto saat dihubungi Bisnis pada Kamis (13/10/2022).

Ancaman krisis pangan itu utamanya berasal dari ketergantungan Indonesia akan komoditas serealia dan biji-bijian dari luar negeri. Misalnya saja komoditas gandum yang mengandalkan impor dari Ukraina.

"Ini dikhawatirkan akan memicu inflasi, karena output pangan dalam kontribusi inflasi masih cukup besar. Masih cukup berat kalau beras yang tersedia itu menipis, karena Indonesia konsumsi pangan terbesar tetap masih beras," jelas Sugiyanto.

Untuk mengatasi hal tersebut, Sugiyanto mengimbau Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk bisa mengawasi pergerakan harga serta kapasitas produksi pangan. Utamanya pada komoditas penting seperti beras.

Pantauan tersebut dilakukan tak cuma dari sisi produsen, tapi hingga ke tingkat penjual dan distributor yang bersentuhan langsung dengan konsumen.

"Kita perlu tahu stok beras itu dimana. Tampaknya pemerintah belum bisa mengidentifikasi. Kalau panen sudah, tapi stoknya dimana itu sepertinya belum," tambah Sugiyanto.

Menurutnya, pemantauan tersebut penting untuk memastikan jalur distribusi ketika terjadi guncangan harga maupun ketersediaan di pasaran. Dengan informasi yang valid, akan mudah untuk melancarkan arus distribusi.

Pada perkembangan lainnya, Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Provinsi Jawa Tengah bakal terus menggelar operasi pasar untuk mengendalikan harga pangan di pasaran. Tak cuma operasi pasar rutin seperti di hari-hari besar perayaan keagamaan atau momen-momen liburan. Langkah tersebut juga bakal digencarkan untuk mengantisipasi ancaman krisis pangan yang terjadi.

"Sampai Desember nanti kita gencarkan pasar murah dan operasi pasar. Apalagi ke tahun 2023, akan memanas lagi harga pangan. Itu tidak bisa dipungkiri. Kita alhamdulillah punya Badan Pangan Nasional untuk bisa mengakomodir," jelas Dhani Sardono Wiyoto, Subkoordinator Seksi Harga Pangan Dishanpan Provinsi Jawa Tengah, beberapa waktu lalu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper