Bisnis.com, SEMARANG - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga warga Jawa Tengah bakal dilibatkan dalam penyelenggaraan Konferensi Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) 2 yang bakal digelar di Kota Semarang dan Jepara pada 23-26 November 2022.
"Konteks keterlibatan acara itu di Jepara kita libatkan komponen UMKM masyarakat. Untuk di acara spiritual, kuliner, budaya, bahkan kita ada ziarah ke Ratu Kalinyamat, Kartini, dan itu melibatkan komponen masyarakat sekitar," jelas Mokhamad Sya'roni, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora sekaligus Ketua KUPI 2 dari elemen Universitas Islam Negeri (UIN) Walisanga, Senin (21/11/2022).
Sya'roni menjelaskan bahwa selain menggelar kongres dan konferensi internasional, KUPI 2 bakal diramaikan dengan berbagai rangkaian kegiatan. Salah satunya adalah kegiatan penanaman 2.000 pohon. "Itu juga merupakan keterlibatan, bahkan inisiatif, dari teman-teman lokal," tambahnya saat ditemui wartawan.
KUPI 2 sendiri bakal melibatkan sekitar 1.500 orang peserta dari berbagai daerah. Tak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari 37 negara dari berbagai benua. Melalui acara tersebut, diharapkan terjalin komunikasi dan koordinasi lintas wilayah untuk bersama-sama menciptakan peradaban yang berkeadilan dan berwawasan gender.
"Di sini kami ingin menunjukkan bahwa para ulama perempuan memiliki pengetahuan, punya karya, punya tulisan, buku, kiprah dan kerja-kerja sosial juga sosial, kultural, spiritual, dan pengetahuan yang harus dilihat. Harus diakui, dan ke depan terus dilibatkan," jelas Sya'roni.
KUPI sendiri pertama kali digelar pada 2017 lalu dan sudah melibatkan 500 peserta dari 15 negara asal. Dalam konferensi yang digelar selama tiga hari itu, KUPI berhasil mengeluarkan fatwa dan rekomendasi terkait berbagai isu. Mulai isu kekerasan seksual hingga kesetaraan gender.
Ketua I Organizing Committee KUPI 2, Dwi Rubiyanti Kholifah, menyebut gelaran tahun ini sebagai langkah lanjutan dari kongres perdana tersebut. "Untuk meneguhkan kembali peranannya dalam konteks keimanan dan kemanusiaan," tambahnya.
Rubiyanti menambahkan, meskipun perempuan di tiap negara punya persoalannya sendiri. Namun, jika ditilik lebih lanjut, persoalan itu punya pola dan kemiripan tersendiri. Indonesia, dalam hal ini, punya beberapa persoalan yang sama-sama dialami perempuan dari berbagai penjuru dunia.
"International Conference ini seperti konsolidasi kecil-kecilan dari ulama 37 negara yang mewakili benua yang ada. Selain belajar dari KUPI, tentunya kami ingin belajar dari mereka dan berbagai pengalaman untuk membangun sebuah pendekatan bagaimana gerakan keulamaan ini bisa tumbuh," jelas Rubiyanti.
"Konteks keterlibatan acara itu di Jepara kita libatkan komponen UMKM masyarakat. Untuk di acara spiritual, kuliner, budaya, bahkan kita ada ziarah ke Ratu Kalinyamat, Kartini, dan itu melibatkan komponen masyarakat sekitar," jelas Mokhamad Sya'roni, Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora sekaligus Ketua KUPI 2 dari elemen Universitas Islam Negeri (UIN) Walisanga, Senin (21/11/2022).
Sya'roni menjelaskan bahwa selain menggelar kongres dan konferensi internasional, KUPI 2 bakal diramaikan dengan berbagai rangkaian kegiatan. Salah satunya adalah kegiatan penanaman 2.000 pohon. "Itu juga merupakan keterlibatan, bahkan inisiatif, dari teman-teman lokal," tambahnya saat ditemui wartawan.
KUPI 2 sendiri bakal melibatkan sekitar 1.500 orang peserta dari berbagai daerah. Tak hanya dari dalam negeri, tapi juga dari 37 negara dari berbagai benua. Melalui acara tersebut, diharapkan terjalin komunikasi dan koordinasi lintas wilayah untuk bersama-sama menciptakan peradaban yang berkeadilan dan berwawasan gender.
"Di sini kami ingin menunjukkan bahwa para ulama perempuan memiliki pengetahuan, punya karya, punya tulisan, buku, kiprah dan kerja-kerja sosial juga sosial, kultural, spiritual, dan pengetahuan yang harus dilihat. Harus diakui, dan ke depan terus dilibatkan," jelas Sya'roni.
KUPI sendiri pertama kali digelar pada 2017 lalu dan sudah melibatkan 500 peserta dari 15 negara asal. Dalam konferensi yang digelar selama tiga hari itu, KUPI berhasil mengeluarkan fatwa dan rekomendasi terkait berbagai isu. Mulai isu kekerasan seksual hingga kesetaraan gender.
Ketua I Organizing Committee KUPI 2, Dwi Rubiyanti Kholifah, menyebut gelaran tahun ini sebagai langkah lanjutan dari kongres perdana tersebut. "Untuk meneguhkan kembali peranannya dalam konteks keimanan dan kemanusiaan," tambahnya.
Rubiyanti menambahkan, meskipun perempuan di tiap negara punya persoalannya sendiri. Namun, jika ditilik lebih lanjut, persoalan itu punya pola dan kemiripan tersendiri. Indonesia, dalam hal ini, punya beberapa persoalan yang sama-sama dialami perempuan dari berbagai penjuru dunia.
"International Conference ini seperti konsolidasi kecil-kecilan dari ulama 37 negara yang mewakili benua yang ada. Selain belajar dari KUPI, tentunya kami ingin belajar dari mereka dan berbagai pengalaman untuk membangun sebuah pendekatan bagaimana gerakan keulamaan ini bisa tumbuh," jelas Rubiyanti.