Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Akademisi UGM Ingatkan Potensi Gempa Susulan

Pemetaan dan identifikasi diperlukan untuk mengetahui potensi bencana gempa bumi di tiap daerah.
M Faisal Nur Ikhsan
M Faisal Nur Ikhsan - Bisnis.com 22 November 2022  |  23:33 WIB
Akademisi UGM Ingatkan Potensi Gempa Susulan
Sebanyak 25 orang tertimbun runtuhan bangunan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang akibat gempa magnitude 5,6 di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Senin (21/11/2022). - Bisnis/Nancy Junita @bnpb
Bisnis.com, SEMARANG — Gempa bumi yang terjadi dengan magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur dikhawatirkan bakal diikuti dengan gempa-gempa susulan.
"Walaupun lebih kecil, tetap harus waspada," kata Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Anggri Setiawan, Selasa (22/11/2022).

Anggri menyebutkan, peneliti di Tanah Air telah cukup intens melakukan pemantauan potensi gempa pada Sesar Lembang dan Sesar Sumatera. Menurutnya, upaya pemetaan tersebut mesti dilakukan di daerah-daerah lainnya guna mengidentifikasi potensi bencana gempa bumi.

"Jika sudah teridentifikasi, masing-masing sesar perlu diestimasi rata-rata kecepatan pergerakannya. Dengan data inilah, kita bisa tahu mana sesar yang masih aktif dan tidak. Serta mana yang paling berpotensi untuk gempa di masa depan," jelas Anggri dalam siaran persnya.

Langkah pemetaan tersebut memang tidak sepenuhnya akurat. Namun, Anggri menjelaskan bahwa ketersediaan data kebencanaan itu penting sebagai acuan mitigasi bencana di masa mendatang.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan aktifnya Sesar Cimandiri sebagai penyebab terjadinya gempa di Cianjur beberapa waktu lalu. Selain Cianjur, Jakarta Selatan juga memiliki Sesar Baribis yang menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih berstatus aktif.

Lebih lanjut, Anggri mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan dengan lereng yang curam untuk bisa melakukan evakuasi. Pasalnya, dengan potensi terjadinya gempa susulan di wilayah sekitar episentrum gempa besar, ada risiko longsor yang menghantui kawasan dengan tanah yang tidak stabil. "Apalagi dengan ditambah hujan lebat," tambahnya.

Satuan Kerja Penanggulangan Kedaruratan Bencana (SKPDB) di tingkat kabupaten juga diminta waspada. Anggri menyebut, satuan kerja itu punya peran penting untuk mengkoordinasi tahapan siaga darurat, tanggap darurat, serta transisi pemulihan ketika terjadi bencana alam.

Sebagai langkah awal mitigasi bencana gempa Cianjur, Anggri juga menjelaskan bahwa fasilitas penampungan dan logistik perlu jadi perhatian. Salah satunya dengan pendirian fasilitas tenda darurat.

"Setiap bencana dan dampak yang ditimbulkan memerlukan waktu penanganan yang berbeda. Umumnya mengacu kepada penyediaan bahan logistik tanggap darurat dan melihat perkembangan situasinya," jelas Anggri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

cianjur ugm gempa

Sumber : ugm.ac.id

Editor : Miftahul Ulum

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top