Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akademisi UGM Ingatkan Potensi Gempa Susulan

Pemetaan dan identifikasi diperlukan untuk mengetahui potensi bencana gempa bumi di tiap daerah.
Sebanyak 25 orang tertimbun runtuhan bangunan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang akibat gempa magnitude 5,6 di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Senin (21/11/2022)./Bisnis-Nancy Junita @bnpb
Sebanyak 25 orang tertimbun runtuhan bangunan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang akibat gempa magnitude 5,6 di Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Senin (21/11/2022)./Bisnis-Nancy Junita @bnpb
Bisnis.com, SEMARANG — Gempa bumi yang terjadi dengan magnitudo 5,6 di Kabupaten Cianjur dikhawatirkan bakal diikuti dengan gempa-gempa susulan.
"Walaupun lebih kecil, tetap harus waspada," kata Kepala Pusat Studi Bencana (PSBA) Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Anggri Setiawan, Selasa (22/11/2022).

Anggri menyebutkan, peneliti di Tanah Air telah cukup intens melakukan pemantauan potensi gempa pada Sesar Lembang dan Sesar Sumatera. Menurutnya, upaya pemetaan tersebut mesti dilakukan di daerah-daerah lainnya guna mengidentifikasi potensi bencana gempa bumi.

"Jika sudah teridentifikasi, masing-masing sesar perlu diestimasi rata-rata kecepatan pergerakannya. Dengan data inilah, kita bisa tahu mana sesar yang masih aktif dan tidak. Serta mana yang paling berpotensi untuk gempa di masa depan," jelas Anggri dalam siaran persnya.

Langkah pemetaan tersebut memang tidak sepenuhnya akurat. Namun, Anggri menjelaskan bahwa ketersediaan data kebencanaan itu penting sebagai acuan mitigasi bencana di masa mendatang.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan aktifnya Sesar Cimandiri sebagai penyebab terjadinya gempa di Cianjur beberapa waktu lalu. Selain Cianjur, Jakarta Selatan juga memiliki Sesar Baribis yang menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) masih berstatus aktif.

Lebih lanjut, Anggri mengimbau masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan dengan lereng yang curam untuk bisa melakukan evakuasi. Pasalnya, dengan potensi terjadinya gempa susulan di wilayah sekitar episentrum gempa besar, ada risiko longsor yang menghantui kawasan dengan tanah yang tidak stabil. "Apalagi dengan ditambah hujan lebat," tambahnya.

Satuan Kerja Penanggulangan Kedaruratan Bencana (SKPDB) di tingkat kabupaten juga diminta waspada. Anggri menyebut, satuan kerja itu punya peran penting untuk mengkoordinasi tahapan siaga darurat, tanggap darurat, serta transisi pemulihan ketika terjadi bencana alam.

Sebagai langkah awal mitigasi bencana gempa Cianjur, Anggri juga menjelaskan bahwa fasilitas penampungan dan logistik perlu jadi perhatian. Salah satunya dengan pendirian fasilitas tenda darurat.

"Setiap bencana dan dampak yang ditimbulkan memerlukan waktu penanganan yang berbeda. Umumnya mengacu kepada penyediaan bahan logistik tanggap darurat dan melihat perkembangan situasinya," jelas Anggri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Sumber : ugm.ac.id

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper