Bisnis.com, SEMARANG — Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Semarang 2022 telah dibuka pada Rabu (23/11/2022) pagi. Acara pameran kendaraan roda empat itu tak cuma menarik minat para penggila otomotif Kota Lumpia, para pelajar pun ikut datang untuk menengok perkembangan teknologi otomotif Tanah Air.
"Kami datang ke sini untuk memperkenalkan anak didik kita, terutama untuk teknologi terbaru. Contohnya mobil listrik, mobil hybrid, yang kami sendiri juga masih tahap belajar. Maka anak-anak kami perkenalkan karena teknologi itu ke depan gambaran kami akan menguasai pasar di Indonesia," jelas Afendi bambang Yulianto, Kepala Jurusan Teknik Otomotif Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Rembang, saat ditemui wartawan.
Afendi mengungkapkan ada 135 siswa dari empat kelas yang diboyong ke Kota Semarang. Para pelajar itu kebanyakan masih awam dan mengaku heran dengan teknologi mobil listrik yang dipamerkan dalam GIIAS Semarang 2022. "Mereka baru tahap belajar. Melihat dari media. Sekarang mereka melihat bentuk aslinya, jadi artinya mereka betul-betul excited," jelasnya.
Agenda kunjungan pelajar SMK itu sendiri merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Kurikulum Mereka. Afendi menjelaskan bahwa dalam kurikulum anyar itu, para pelajar dimungkinkan untuk belajar di luar kelas. Momen gelaran GIIAS Semarang 2022 yang perdana di Jawa Tengah itu akhirnya dimanfaatkan.
"Kita perkenalkan mereka dengan dunia luar, industri yang sekarang ini berkembang. Sehingga mereka terbuka wacananya untuk melihat lingkungan sekitar, dunia sekitar yang akan dihadapi," jelas Afendi.
Afendi menambahkan, hingga saat ini, memang pelajar-pelajar SMK sudah banyak disalurkan ke pabrik-pabrik kendaraan di wilayah Jawa Barat. "Sementara ini belum ada rekrutmen [untuk kendaraan listrik], kita masih konvensional," ujarnya.
Namun demikian, Afendi menyebut dengan berbagai imbauan dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah untuk mendorong penggunaan mobil listrik. Ke depan permintaan akan tenaga kerja yang terampil dalam teknologi mobil listrik dinilai bakal menjadi keniscayaan.
"Anak didik kita harus mampu menjawab tantangan global. Terutama yang sekarang ini. Industri sudah mulai produksi mobil listrik, regulasi pemerintah juga sudah melonggar sehingga menciptakan mobil listrik. Maka anak didik kita harus siap menangkap itu. Kalau produsen mengeluarkan mobil listrik, anak didik belum siap, maka tidak nyambung dengan kebutuhan industri," jelas Afendi.
"Kami datang ke sini untuk memperkenalkan anak didik kita, terutama untuk teknologi terbaru. Contohnya mobil listrik, mobil hybrid, yang kami sendiri juga masih tahap belajar. Maka anak-anak kami perkenalkan karena teknologi itu ke depan gambaran kami akan menguasai pasar di Indonesia," jelas Afendi bambang Yulianto, Kepala Jurusan Teknik Otomotif Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 1 Rembang, saat ditemui wartawan.
Afendi mengungkapkan ada 135 siswa dari empat kelas yang diboyong ke Kota Semarang. Para pelajar itu kebanyakan masih awam dan mengaku heran dengan teknologi mobil listrik yang dipamerkan dalam GIIAS Semarang 2022. "Mereka baru tahap belajar. Melihat dari media. Sekarang mereka melihat bentuk aslinya, jadi artinya mereka betul-betul excited," jelasnya.
Agenda kunjungan pelajar SMK itu sendiri merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Kurikulum Mereka. Afendi menjelaskan bahwa dalam kurikulum anyar itu, para pelajar dimungkinkan untuk belajar di luar kelas. Momen gelaran GIIAS Semarang 2022 yang perdana di Jawa Tengah itu akhirnya dimanfaatkan.
"Kita perkenalkan mereka dengan dunia luar, industri yang sekarang ini berkembang. Sehingga mereka terbuka wacananya untuk melihat lingkungan sekitar, dunia sekitar yang akan dihadapi," jelas Afendi.
Afendi menambahkan, hingga saat ini, memang pelajar-pelajar SMK sudah banyak disalurkan ke pabrik-pabrik kendaraan di wilayah Jawa Barat. "Sementara ini belum ada rekrutmen [untuk kendaraan listrik], kita masih konvensional," ujarnya.
Namun demikian, Afendi menyebut dengan berbagai imbauan dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah untuk mendorong penggunaan mobil listrik. Ke depan permintaan akan tenaga kerja yang terampil dalam teknologi mobil listrik dinilai bakal menjadi keniscayaan.
"Anak didik kita harus mampu menjawab tantangan global. Terutama yang sekarang ini. Industri sudah mulai produksi mobil listrik, regulasi pemerintah juga sudah melonggar sehingga menciptakan mobil listrik. Maka anak didik kita harus siap menangkap itu. Kalau produsen mengeluarkan mobil listrik, anak didik belum siap, maka tidak nyambung dengan kebutuhan industri," jelas Afendi.