Bisnis.com, KULON PROGO — Menteri Keuangan, Sri Mulyani, menyapa warga Kulon Progo melalui siaran telekonferensi pada Kamis (22/12/2022). Bertepatan dengan peringatan Hari Ibu, Sri Mulyani memberikan pesan bagi ibu-ibu di wilayah tersebut untuk bisa memaknai Hari Ibu sebagai momen perjuangan perempuan.
Sebagai informasi, Hari Ibu diperingati bertepatan dengan kejadian penting dalam sejarah kebangsaan. Pada 22 Desember 1928, 30 organisasi yang diwakili oleh 600 perempuan hadir di Yogyakarta untuk menggelar Kongres Perempuan pertama di Indonesia.
"Ini adalah sebuah momentum pergerakan perempuan yang luar biasa pada zaman itu, 1928. Sampai hari ini kita tetap memperingati, bukan sekedar selebrasi, namun sebetulnya adalah di dalam rangka kita untuk terus memelihara semangat dan bahkan menciptakan inspirasi-inspirasi baru," jelas Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa perempuan punya peranan dan kekuatan penting dalam perekonomian negara. "Keahlian perempuan sekarang semakin dikenali dan juga diakui. Perempuan dalam hal ini menjadi lebih sedikit bahkan 50 persen dari tenaga kerja kita. Bicara tentang pelaku ekonomi, terutama Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), 64,5 persen itu perempuan pelakunya," ungkap Menteri Keuangan.
Direktur Utama Pusat Investasi Pemerintah, Ririn Kadariyah, mengamini hal tersebut. Namun demikian, dengan segala keterbukaan itu, perempuan Indonesia juga masih menghadapi persoalan mendasar. "Kalau kita pahami kultur di Indonesia, perempuan itu punya tanggung jawab domestik yang lebih besar. Sehingga ini menjadi tantangan tersendiri bagi perempuan," jelasnya.
Dengan besarnya peran perempuan pada sektor usaha mikro, juga dengan mempertimbangkan tantangan tersebut, maka PIP mengambil strategi khusus untuk bisa memberdayakan perempuan di Tanah Air. Salah satunya adalah dengan memberikan dukungan permodalan dengan skema pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Secara khusus, skema pembiayaan itu diharapkan mampu menyentuh usaha berskala mikro yang didominasi oleh perempuan.
Baca Juga
"Pola yang kita gunakan sebagian besar menggunakan pola jemput bola. Jadi ibu-ibu tidak perlu meninggalkan rumahnya. Atau mungkin hanya perlu ke tetangga, karena biasanya kelompok itu ada di satu lokasi di sekitar rumahnya. Sehingga urusan rumah tangga tadi jadi lebih mudah dan lebih murah. Karena mereka tidak perlu biaya untuk bolak balik ke kantor penyalur UMi," jelas Ririn.